Arsitektur aliensi bisnis pt mahesa nipponindo cinidey kabupaten bandung

Perkembangan agribisnis jamur di Indonesia dalam beberapa tahun depan diduga akan semakin meningkat. Hal tersebut disebabkan oleh beberapa keunggulan yang dimiliki Indonesia dalam pengembangan agribisnis jamur. Keunggulan-keunggulan tersebut diantaranya adalah ketersediaan daerah yang memiliki iklim kondusif untuk pertumbuhan jamur yang mampu menghasilkan produktivitas dan kualitas yang tinggi, ketersediaan limbah kayu yang dapat digunakan sebagai media tumbuh jamur (log), tersedianya tenaga kerja yang relatif banyak dan murah, potensi pasar domestik yang cukup besar karena jumlah penduduk Indonesia yang banyak serta potensi pasar ekspor yang belum tergarap secara baik. Peluang pasar produk agribisnis jamur masih terbuka, baik di pasar domestik maupun untuk pasar ekspor. Potensi pasar domestik masih terbuka karena pasar lokal masih membutuhkan pasokan jamur segar. Sampai saat ini berapapun pasokan jamur selalu terserap habis di pasar. Target pasar produk agribisnis jamur di pasar domestik adalah pasar induk, pasar basah, supermarket dan industri pengolahan jamur, seperti industri pengalengan jamur, industri obatobatan dan jamu serta industri makanan. Prospek pasar luar negeri (ekspor) masih terbuka luas. Berdasarkan data ekspor jamur selama tahun 1994-1997, perkembangan kinerja ekspor produk agribisnis jamur baik yang bempa jamur segar, beku, kering dan diasinkan maupun dalam bentuk kemasan dari tahun ke tahun tems menunjukkan penurunan karena pasokan jamur dari beberapa perusahaan jamur Indonesia mengalami penurunan. Berdasarkan peluang yang telah dipaparkan diatas bukan berarti agribisnis jamur tidak memilii tantangan dan kendala. Setiap pelaku agribisnis jamur harus mampu beradaptasi dengan pembahan lingkungan bisnis, baik lingkungan ekstemal maupun lingkungan intemal perusahaan tersebut. Berdasarkan kondisi persaingan pada agribisnis jamur dan permintaan pasar yang dihadapi pelaku agribisnis jamur maka salah satu upaya untuk mengatasinya adalah dengan melakukan aliansi bisnis antar pelaku agribisnis jamur. Aliansi bisnis mempakan cara memperluas lingkup usaha tanpa memperluas pemsahaan melalui kontraksi dengan perusahaan independen untuk memperoleh aktivitas yang bemilai atau membuat kelompok dengan suatu perusahaan independen untuk membagi aktivitas bernilai . PT. Mahesa Nipponindo merupakan salah satu pelaku agribisnis jamur Indonesia yang melakukan aliansi bisnis dengan beberapa mitra strategis dalam melakukan pengembangan bisnisnya. Kegiatan penelitian ini ditujukan untuk mengkaji arsitektur aliansi bisnis PT. Mahesa Nipponindo dalam menghadapi perubahan lingkungan yang menggambarkan peluang dan ancaman dari lingkungan ekstemal dengan didasarkan atas kompetensi yang dimiliki oleh perusahaan dan aliansi bisnis yang dilakukan saat ini. Berdasarkan hal tersebut, kegiatan penelitian ini difokuskan pada rumusan masalah sebagai berikut (1) Bagaimana faktor intemal dan ekstemal dapat mempengamhi posisi bersaing PT. Mahesa Nipponindo dan aliansi bisnis yang dilakukannya, (2) Bagaimana aliansi bisnis yang telah dilakukan oleh PT. Mahesa Nipponindo dengan mitra strategisnya saat ini, (3) Bagaimana sasaran jangka panjang yang ingin dicapai oleh PT. Mahesa Nipponindo dalam melakukan aliansi bisnis dan (4) Bagaimana arsitektur aliansi bisnis yang sebaiknya digunakan oleh PT. Mahesa Nipponindo untuk mencapai sasaran jangka panjangnya. Penelitian ini bertujuan untuk : (1) Mengetahui faktor intemal dan ekstemal yang dapat mempengaruhi posisi bersaing PT. Mahesa Nipponindo dan aliansi bisnis yang dilakukannya, (2) Mengevaluasi dan mengkaji aliansi bisnis yang dilakukan PT. Mahesa Nipponindo dengan mitra strategisnya saat ini, (3) Menentukan sasaran jangka panjang yang ingin dicapai oleh PT. Mahesa Nipponindo dalam melakukan aliansi bisnis dan (4) Menyusun arsitektur aliansi bisnis PT. Mahesa Nipponido untuk mencapai sasaran jangka panjangnya. Ruang lingkup penelitian ini difokuskan untuk mengkaji arsiteMur aliansi bisnis PT. Mahesa Nipponindo selama lima tahun ke depan ( tahun 2001 - 2005 ) dalam menghadapi persaingan dan perubahan lingkungan industri. Penelitian ini menggunakan metude penelitian deskriptif dalam bentuk studi kasus untuk menjawab masalah yang dihadapi perusahaan dan aliansi bisnis yang dilakukannya. Pemilihan metode ini bertujuan untuk memperoleh gambaran yang mendalam mengenai obyek yang diteliti. Penelitian ini menggunakan dua jenis data, yaitu data primer dan data sekunder. Instrumen untuk pengumpulan data primer diperoleh dari pengamatan langsung (observasi langsung), wawancara dan pengisian kuesioner. Instrumen untuk pengumpulan data sekunder diperoleh dari studi pustaka. Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis visi, analisis lingkungan makro, analisis persaingan industri dengan teknik Delphi, analisis rantai nilai (value chain analysis) dan analisis kesenjangan. Berdasarkan hasil analisis visi diperoleh bahwa PT. Mahesa Nipponindo telah menetapkan visi perusahannya sebagai sebuah perusahaan yang bergerak dalam bidang agribisnis yang mengembangkan dan menghasilkan berbagai produk dari bahan baku jamur yang mampu bersaing di era kompetisi global secara berkelanjutan. Perumusan visi tersebut membuat perusahaan memiliki peta yang akan menentukan arah dalam melakukan pengembangan usaha di masa depan karena didalamnya tergambar secara eksplisit pemyataan misi, unit bisnis strategi dan filosofi perusahaan . Hasil analisis ekonomi menunjukkan terbukanya peluang bagi perusahaan untuk mengembangkan aktivitas usahanya dalam agribisnis jamur. Hasil analisis faktor politik dan hukum menunjukkan bahwa pemerintah pusat dan daerah memiliki komitmen dengan mengeluarkan berbagai kebijakan yang mendukung pengembangan agribisnis jamur. Hasil analisis faktor sosial dan budaya menunjukkan bahwa permintaan jamur sebagai makanan pangan yang sehat, bergizi, bersih serta memiliki berbagai khasiat sebagai obat akan meningkat. Berdasarkan hasil analisis faktor teknologi, teknologi yang akan berkembang di masa depan adalah teknologi yang efisien dan ramah lingkungan. Berdasarkan hasil analisis lingkungan mikro (analisis persaingan industri), menunjukkan bahwa daya tarik industri jamur Shiitake relatif lebih tinggi (dengan skor 2,26) dibandingkan industri jamur Tiram (dengan skor 2,72) dan jamur Kuping (dengan skor 2,63). Hal tersebut berkaitan dengan nilai intensitas lima faktor yang mempengaruhi daya tarik industri jamur Shiitake lebih rendah dibandingkan industri jamur yang lain. Berdasarkan hasil analisis intemal menggunakan analisis rantai nilai, perusahaan memiliki berbagai tingkatan kompetensi yang diperlukan dalam agribisnis jamur. Kompetensi tersebut dapat dimanfaatkan untuk mengembangkan aktivitas usaha perusahaan sesuai dengan visi perusahaan tersebut. Dalam mewujudkan masa depannya, perusahaan menetapkan berbagai sasaran jangka panjang dalam kurun waktu lima tahun yang berisi berbagai aktivitas yang hams dicapai dalam kurun waktu tersebut.Untuk melihat kesenjangan antara kondisi perusahaan saat ini dan sasaran masa depa~ya dilakukan analisis kesenjangan (Gap Analysis) yang memperlihatkan perbandingan kondisi saat ini dan masa depan. Dalam upaya menjembatani kesenjangan antara kondisi saat ini dan sasaran masa depan, perusahaan perlu melakukan berbagai bentuk aliansi bisnis dengan pihak lain berdasarkan arsitektur aliansi bisnis yang telah disusun. Aliansi yang harus dilakukan perusahaan adalah sebagai berikut. a. Aliansi bisnis produksi jamur Shiitake dengan Kelompok Usaha m@gri Idea Pratama selama tiga tahun. b. Aliansi bisnis produksi jamur Lingzhi dengan PT. Embrio Biotekindo selama tiga tahun. c. Aliansi bisnis penelitian dan pengembangan produk berbahan baku jamur Tiram dan Kuping dengan program studi Teknologi Pangan di Institut Pertanian Bogor (IPB) dan Universitas Pasundan ( W A S ) selama tiga tahun. d. Aliansi bisnis produksi jamur Shiitake dan Lingzhi kering dengan PT. Indofood selama tiga tahun. e. Aliansi bisnis produksi ekstrak jamur Shiitake dan Lingzhi dengan PUSPITEK Serpong milik LIP1 selama tiga tahun. f. Aliansi bisnis pemasaran produk jamur dengan beberapa mitra strategis , diantaranya adalah sebagai berikut. 1) PT. Ciputri Nutrisia untuk pemasaran di Jakarta. 2) PT. ADIB untuk pemasaran di Yogyakarta, Batam, Surabaya, Bali dan Lombok. 3) Everbloom untuk pemasaran ekspor ke Singapura, Amerika Serikat, Jepang, Taiwan, Australia dan negara-negara di Eropa. 4) PT. Indofarma untuk pemasaran jamur Shiitake dan Lingzhi berbentuk kering dan ekstrak. 5) PT. Daxen Indonesia untuk pemasaran jamur Lingzhi berbentuk kering dan ekstrak. g. Aliansi Bisnis joint venture PT. Mahesa Nipponindo dengan kelompok usaha M@gri Idea Pratama, KPPJ Ciwidey dan Embrio Biotekindo untuk mendirikan perusahaan baru dalam bidang pengolahan jamur