Sustainable tourist destination a value chain Apprach to tourism in toraja

Tujuan penelitian ini adalah untuk:(1)mengidentifikasi situasi pariwisata Toraja saat ini dengan memakai pendekatan rantai nilai, (2)mempelajari kesenjangan antara pengalaman wisatawan (internasional dan domestik) dengan tiga pemangku kepentingan pariwisata yang lain: pelaku bisnis, masyarakat sekitar dan pegawai pemerintah yang terkait, dan (3)merumuskan strategi bagi para pemangku kepentingan untuk mengembangkan pariwisata Toraja menuju tujuan wisata yang berkelanjutan. Penelitian ini adalah sebuah studi kasus yang berlandaskan teori dari literatur yang ada dan untuk memenuhi tujuan tersebut di atas maka studi lapangan diadakan di Toraja pada bulan Februari dan Maret 2010. Observasi langsung, wawancara, pembagian kuesioner dengan skala likert dan diskusi kelompok terfokus dengan pemangku kepentingan pariwisata Toraja dilakukan selama studi lapangan dengan memakai pendekatan rantai nilai. Hasil penelitian kemudian dikaji dengan analisis rantai nilai dan analisis kesenjangan yang dilengkapi dengan tabel, grafik dan gambar. Uji statistik dilakukan dengan ‘t-test’ dan ‘chi-square test’ untuk mengevaluasi perbedaan nilai rata-rata antara pengalaman wisatawan dengan persepsi tiga pemangku kepentingan yang lain. Penelitian ini menemukan bahwa pariwisata Toraja dapat dikelompok dalam empat kategori:(1)pemandangan dan panorama alam, (2)daya tarik yang bernilai sejarah dan budaya (3)minat khusus terhadap olahraga tertentu,dan (4) acara dan kegiatan yang bersifat tradisional. Ada empat aktor utama dalam rantai nilai pariwisata Toraja yaitu wisatawan sebagai pengguna akhir, agen perjalanan, penyedia layanan dan penyedia bahan dasar. Komunikasi dan kerjasama diantara aktor dalam rantai nilai perlu ditingkatkan dengan melibatkan pemangku kepentingan yaitu: masyarakat, pelaku usaha dan pemerintah yang dalam hal ini pemerintah daerah dan Dinas Pariwisata. Dinas Pariwisata dapat memainkan peranan penting sebagai agen pembaharu untuk menjadi jembatan baik dalam mempertemukan aktor dalam rantai nilai maupun dengan pemangku kepentingan pariwisata. Kesenjangan ditemukan dalam pengalaman wisatawan (internasional dan domestik) dengan persepsi masyarakat, pelaku usaha dan pegawai pemerintah. Secara umum pelaku usaha cukup mengenali kebutuhan dan minat wisatawan internasional sementara masyarakat dan pemerintah lebih memahami wisatawan domestik. Penelitian ini kemudian merumuskan visi pariwisata Toraja untuk menuju daerah wisata yang berkelanjutan dengan cara melibatkan konsultasi, partisipasi dan kontrol masyarakat lokal dalam pengembangan pariwisata Toraja, memelihara keindahan alam yang merupakan daya tarik pariwisata, mengurangi dampak terhadap lingkungan dengan menerapkan pariwisata yang ramah terhadap lingkungan dan memaksimalkan kepuasan wisatawan. Penelitian ini juga melihat bahwa masalah utama yang dihadapi pariwisata Toraja yang mengalami penurunan kunjungan wisatawan disebabkan oleh beberapa faktor yang saling berkaitan dan lima faktor utama menurut urutan urgensi adalah: (1)isu keamanan nasional maupun internasional, (2)masalah trasportasi khsususnya terbatasnya fasilitas dan infrastuktur yang memadai, (3)kurangnya promosi, (4)kualitas yang tidak terpelihara serta fasilitas yang kurang memadai di lokasi, dan (5)kurangnya koordinasi di antara kelompok pemangku kepentingan baik dalam lingkup Toraja maupun dalam lingkup yang lebih luas di Sulawesi Selatan dan pariwisata nasional