Analysis of sense of places effect on tourist’s length of stay in the Khota Baru cultural heritage zone

Heritage and cultural tourism are part of the tourism industry that must be maintained sustainability. Therefore heritage tourism destinations must be able to carry a “sense of place” as its focus. A sense of place is essential in attracting tourists to visit heritage sites for a long time. This article aims to assess the relationship between the Sense of Place between tourists, domestic and international, and the length of stay in the Kota Bharu Cultural Heritage Zone. A total of 445 tourists participated as respondents by filling out a questionnaire survey. At the same time, data analysis was carried out using One way ANOVA. The results showed that the Sense of Place in the Kota Bharu Cultural Heritage Area affects tourists' length of stay with eight correlated scales. Those eight scales are authenticity, historical value, distinction, harmony, maintainability, and cleanliness. This study also finds several important implications for local governments and tourism practitioners in maintaining a tourism destination's economic and social attributes. This study is expected to serve as the basis for future studies related to the design of urban areas and other heritage tourism sitesWisata warisan dan budaya merupakan bagian dari industri pariwisata yang harus dijaga keberlanjutannya. Untuk memastikan hal tersebut, destinasi wisata warisan harus mampu membawa “sense of place” sebagai fokusnya. Sense of place menjadi penting untuk menarik wisatawan mengunjungi situs warisan dalam jangka waktu yang lama. Artikel ini bertujuan untuk menilai hubungan antara Sense of Place antara wisatawan, baik domestik maupun internasional, dengan lama tinggal di Zona Cagar Budaya Kota Bharu. Sejumlah 445 wisatawan berpartisipasi sebagai responden dengan mengisi survei kuesioner, sedangkan analisis data dilakukan dengan One way ANOVA. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sense of place di Kawasan Cagar Budaya Kota Bharu mempengaruhi lama menginap wisatawan dengan delapan skala yang berkorelasi yaitu keaslian, nilai sejarah, kekhasan, harmonis, keterawatan, dan kebersihan. Studi ini juga menemukan sejumlah implikasi penting bagi pemerintah daerah dan praktisi pariwisata, dalam mempertahankan atribut ekonomi dan sosial suatu destinasi pariwisata. Studi ini diharapkan dapat berperan sebagai dasar kajian di masa yang akan datang terkait disain kawasan perkotaan dan situs pariwisata warisan lainnya