EPISTEMOLOGI NUSYUZ DALAM KONTEKS FIQH

Nusyuz adalah suatu perbuatan yang dilakukan oleh istri dengan tidak taat dan patuh dengan memenuhi kewajibannya kepada suami tanpa alasan yang jelas dan benar. Tindakan tersebut merupakan sesuatu yang tidak dibenarkan oleh hukum syara’. Istilah nusyuz sering disamakan dengan perilaku tidak baik yang dilakukan tidak hanya kepada istri namun juga suami. Suami yang tidak memenuhi kewajibannya dengan memberikan nafkah kepada istri dan anak yang dianggap, padahal dia mampu untuk itu. Tujuan penelitian normatif ini untuk mengetahui tentang epistemologi nusyuz dari konteks fiqh. Metode yang digunakan menggunakan metode normatif disebut juga metode doktrinal dengan pendekatan konsep dan pendekatan analitis. Bahan data primer dalam penulisan ini merujuk pada buku–buku fiqh yang memiliki relevansi dengan nusyuz dan bahan data sekunder yang digunakan merujuk dari buku, jurnal, dan pendapat para ahli sesuai  pada tulisan ini. Pengolahan dan analisis dilakukan dengan mengumpulkan bahan – bahan sumber primer dan sekunder untuk menjawab isu yang telah dirumuskan dengan menggunakan penalaran  induksi maupun deduksi. Hasil dari penelitian ini bahwa nusyuz suatu tindakan atas istri atau suami yang tidak memenuhi kewajibannya dalam rumah tangga. Perselisihan diantara keduanya menimbulkan permasalahan rumit yang tiada kata damai. Para fuqaha menyepakati bila nusyuz merupakan perbuatan yang tidak dibenarkan dalam syara’, mengingat Islam memberikan pengetahuan tentang esensi dari pernikahan yang sesuai dengan syariat Islam. Suami memiliki tanggung jawab secara penuh kepada istri dan anak. Tanggung jawab tersebut dengan memberikan nafkah keluarga memenuhi segala kebutuhan istri dan anak di rumah. Suami juga dituntut untuk memberikan nasihat kepada istri manakala istri berbuat salah dan melindunginya dengan memberikan perlakuan baik tanpa menyakiti. Begitu juga istri, memiliki kewajiban untuk melayani suaminya dengan cara baik dan lazim sebagaimana yang sudah tertulis dalam sumber hukum Islam.Abstract. Nusyuz is an act carried out by his wife disobediently and obediently by fulfilling her interests to her husband without a clear and correct reason. That action is something that is not justified by the Shariah law '. The term nusyuz is often equated with unfair business which is done not only for wives but also husbands. A husband who does not agree to accept by providing for his wife and children who receive, even though he is able to. The purpose of this normative research is to learn about the epistemology of nusyuz from fiqh discussion. The method used using the normative method is also called the doctrinal method by using concepts and analytical methods. Primary data material in this agreement was published in fiqh books that have relevance to nushuz and secondary data materials used to support from books, journals, and opinions of experts in accordance with this paper. Processing and analysis is done by collecting primary and secondary source materials to answer problems that have been formulated by using induction and deduction penalties. The results of this study about nusyuz an act on a wife or husband who does not meet their needs in the household. How do you make it more complicated? The fuqaha agree that nusyuz is an act that is not justified in sharia ', considering that Islam provides knowledge about the essence of marriage in accordance with Islamic law. The husband has full responsibility for his wife and children. This responsibility provides for the family to meet all the needs of families and children at home. The husband is also required to give advice to the wife when the wife is doing wrong and protect her by giving good help without getting hurt. Likewise the wife, must agree to provide in a manner and commonly conveyed that has been written in the source of Islamic law.   &nbsp