Karakteristik Endapan Nikel Laterit di Bawah Molasa Sulawesi Daerah Tinanggea, Sulawesi Tenggara

Endapan nikel laterit merupakan suatu endapan yang memiliki nilai ekonomis dan tersebar luas di daerah bagian timur Indonesia khsusunya Lengan Tenggara Sulawesi. Konawe selatan merupakan daerah tertutupi oleh batuan sedimen Miosen Awal (Molasa Sulawesi), namun disisi lain banyak terdapat perusahan tambang yang mendiami daerah tersebut. Hal ini penting diteliti untuk menentukan karakteristik endapan nikel di bawah Molasa yang dapat digunakan sebagai bahan acuan dalam melakukan explorasi maupan exploitasi. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu pengamatan lapangan dan analisis laboratorium (analisis petrografi dan XRF). Karakteristik endapan nikel ini terdiri dari profil endapan nikel dan pola distribusi unsur Ni serta unsur lainnya. Profil endapan nikel laterit di bawah Molasa Sulawesi terdiri dari dua tipe yaitu tipe A dan tipe B. Tipe A yaitu top soil, batuan sedimen, limotit, saprolit dan batuan dasar (bedrock). Sedangkan tipe B yaitu top soil, batuan sedimen, hard saprolite dan bedrock. Top soil disusun oleh bahan organik dan fragmen dari batuan dengan ketebalan 0,3 meter, batuan sedimen disusun oleh konglomerat, batupasir sisipan konglomerat, batupasir sisipan batulempung, batulempung sisipan batupasir dan batulempung dengan ketebalan 8-20 meter. Limonit disusun oleh hasil pelabukan dari batuan dasar lerzolit dengan tekstur halus hingga kasar dan keras, komposisi mineral yaitu geotit, hematit, magnetit dalam bentuk vein. Saprolit disusun oleh hasil alterasi dan pelapukan batuan lerzolit dengan tekstur sangat kasar dan keras serta bersifar homogen, masih memperlihatkan tekstur batuan asal dengan komposisi mineral geotit, hematit, serpentin dan kuarsa sebagai vein. Distribusi unsur Ni hanya terjadi pada zona limonit, saprolit hingga bedrock. Kadar Ni yang paling tinggi (high grade) hanya terletak dibagian atas zona saprolit yaitu 2,01-2,44 % dengan ketebalan rata-rata 3 meter. Sedangkan kadar medium grade dijumpai bagian tengah dan low grade terletak bagian bawah yaitu 1,46 - 1,90 % dengan ketebalan 1,2- 4,5 meter. Kadar Ni semakin kebawah semakin berkurang, sebaliknya semakin keatas zona saprolit semakin tinggi. Kata kunci : Nikel, Laterit, Molasa, Sulawesi Tenggar