Distingsi Pengelolaan dan Pendayagunaan Zakat (Studi Komparatif di BAZNAS Kabupaten Kuantan Singingi Provinsi Riau dan BAZNAS Kabupaten Dharmasraya Provinsi Sumatera Barat )

Zakat selain sebagai sendi dan implementasi keimanan juga merupakan instrumen keagamaan yang mempunyai misi memberdayakan kaum dhu’afa dan sangat berperan membantu pemerintah dalam menanggulangi persoalan keadilan dan kesejahteraan sosial. Zakat memiliki potensi strategis yang layak dikembangkan menjadi salah satu instrumen pemerataan pendapatan di Indonesia. Di dalam Al-qur’an sebanyak 82 kali perintah shalat di sandingkan dengan perintah zakat. Shalat dalam rangka mengembangkan kesalehan spiritual, sedangkan zakat dalam rangka mengembangkan kesalehan sosial. Shalat akan menyucikan jiwa dan zakat akan menyucikan harta. Dua transformasi ini menjadi spirit Islam dalam membumikan misinya sebagai rahmatan lil ‘alamin. Masalahnya, apakan zakat telah dikembangkan secara optimal dan dikelola secara profesional baik pengelolaan, pendayagunaan, monitoring maupun evaluasinya. Penelitian ini merupakan penelitian lapangan (field research ). Dengan sifat penelitian diskriptif analitis, yaitu memaparkan objek penelitian secara apa adanya sesuai dengan keberadaan dan informasi data yang ditemukan, sedangkan pendekatannya adalah sosiologis. Adapun teknik yang digunakan dalam mengumpulkan data adalah wawancara dan dokumentasi. Sumber primer dalam penelitian ini adalah hasil penelitian langsung dari BAZNAS Kabupaten Kuantan Singingi dan BAZNAS Kabupaten Dharmasraya. Analisis yang digunakan adalah kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa praktek pengelolaan dan pendayagunaan zakat di kedua BAZNAS ini cukup amanah dan transparan namun di sisi pengumpulan dan pendistribusian harus lebih dimaksimalkan, serta perlu pengembangan, kajian lebih lanjut ketentuan syariat dan aturan hukum dalam pengelolaan dan pendayagunaan zakatnya