NUSYUZ SEBAGAI FAKTOR PENYEBAB KDRT DI KABUPATEN INDRAGIRI HULU (Analisis Terhadap Keputusan Pengadilan Agama Indragiri Hulu Tahun 2019 Ditinjau Menurut Hukum Islam)

Kekerasan dalam rumah tangga juga terjadi di Kabupaten Indragiri Hulu. Berdasarkan data yang diterima dari Panitera Muda Hukum Pengadilan Agama Kabupaten Indragiri Hulu bahwa pada tahun 2018 ada 21 kasus kekerasan dalam rumah tangga yang terjadi di Kabupaten Indragiri Hulu. Kemudian pada tahun 2019 per 23 Oktober 2019 ada 4 kasus KDRT di Kabupaten Indragiri Hulu. Hal ini tidak menutup kemungkinan akan terjadinya peningkatan KDRT pada tahun 2019 di Kabupaten Indragiri Hulu. Fenomena ini menarik, karena kekerasan dalam rumah tangga biasanya dilakukan oleh suami maupun anak laki-laki, padahal sebagaimana diketahui keluarga selama ini dianggap sebagai tiang penyangga bagi perlindungan. Rumusan masalah dalam penelitia ini adalah: a. Apa Saja Faktor Penyebab terjadinya Nusyus di Kabupaten Indragiri Hulu?, b. Bagaimana Solusi KDRT dan Nusyus di Kabupaten Indragiri Hulu? Dan Bagaimana Dampak KDRT dan Nusyus pada Masyarakat di Kabupaten Indragiri Hulu?. Metode Penelitian ini adalah jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research). Sumber data primer adalah data utama dalam melakukan penelitian. Dalam penelitian ini yang menjadi sumber data primer atau data utamanya adalah responden, dengan cara melakukan obervasi dan wawancara lansung kepada pelaku maupun korban. Metode pengumpulan data adalah, Studi Kepustakaan, Wawancara dan obsevasi. Populasi dan sampel dalam penelitian ini adalah sebanyak 25 orang. Adapun hasil penelitian ini sebagai berikut: Faktor penyebab terjadinya KDRT di Kabupaten Indragiri Hulu berdasarkan wawancara penulis dengan beberapa korban sebagai berikut: Suami meninggalkan kewajiban dalam memberi Nafkah, Suami tidak menyayangi isteri, Mengusir Isteri, Suami berpoya-poya dengan wanita lain/ selingkuh dan Suami menganggap rendah isteri/ tidak menghargai isteri. Solusi Nusyuz dan KDRT di Kabupaten Indragiri Hulu yakni jika masalah nusyuz tidak dapat diselesaikan oleh pasangan suami isteri, maka kedua orang tua pasangan tersebut membawa masalah ini ketingkat kaum kerabat yang dekat. Tingkat kekeluargaan ini, pasangan akan dipanggil untuk memberi penjelasan dan keterangan, serta memberikan percerahan dan nasehat. Jika tidak ada sama sekali perubahan dari salah satu pasangan tersebut maka pihak Kepala Desa dan Imam-iman serta keluarga terdekat akan ikut untuk menyikapinya sera menyarakannya untuk berkonsultasi ke Kantor Urusan Agama (KUA) dalam hal ini BP4 Kecamatan tempat mereka tinggal. Namun untuk keputusan terakhir diserahkan kepada mereka berdua. Dan Adapun dampak Nusyuz dan KDRT pada masyarakat Kabupaten Indragiri Hulu: Pertama, Terlantar isteri dan anak. Bentuk penelantran yang dilakukan suami terhadap keluarganya baik hanya kepada isteri atau juga terhadap anak mereka adalah suatu pelanggaran yang nyata. Kedua, Retaknya Hubungan Suami Isteri atau terjadinya ketegangan antara mereka karena isteri selalu merasa tertekan. Kenyamanan terkadang menjadi factor utama keberlansungan dalam suatu hubungan. Ketiga, Isteri menuntut cerai gugat, disebabkan sikap suami yang tidak memenuhi kewajibannya sebagai suami maupun sebagai orang tua dan kepala keluarga dapat diperkarakan jika bentuk pelantarannya sudah melampaui batas kemampuan isteri dalam menghadapinya