Internalisasi nilai agama melalui kebijakan publik: dakwah struktural Bandung Agamis

Disertasi ini membuktikan bahwa agama dan negara memiliki hubungan secara simbiotik (paradigma simbiotik). Temuan Disertasi menunjukkan bahwa agama dan negara (pemerintah) memiliki hubungan simbiotik, timbal balik dan saling melengkapi (komplementer). �Dakwah Struktural� pada Program Bandung Agamis mencerminkan bahwa secara substantif nilai-nilai agama bisa diterapkan oleh pemerintah pada wilayah publik dengan tanpa labelisasi syari�at Islam secara formal seperti pendapat kelompok integralis, dan tidak juga memisahkan agama dengan negara seperti pendapat kalangan sekularis. Temuan tersebut memperkuat pendapat paradigma simbiotik dalam hubungan agama dan negara, seperti diungkapkan para peneliti sebelumnya yaitu: al-Mawardi dalam al-Ahk?m al-Sult?niyah wa al-Wil?yah al-D?niyah, (1960:6); al-Ghazali dalam al-Tibr al-Masb?k f?-al-Nas}?hat al-Mul?k (t.t:8), Kimiy?t al- Sa�?dah (t.t :52), dan al-Iqtis}?d f? al-�Itiq?d, (2003:69); Fazlurrahman, dalam The Islamic Concept State (1982:268) dan Islam and Modernity, (1982:262- 263); dan M. Im?rah, dalam Ma�?lim Manhaj al-Isl?m (1991: 15). Temuan tersebut juga membuktikan lemahnya pendapat: 1. Kalangan sekularistik yang menyatakan bahwa agama tidak memiliki hubungan dengan Negara, seperti diungkapkan oleh: Ali Abdur al-Raziq dalam al-Isl?m wa-Us?l al-Hukm: Ba�ts f al-Khilafah wa al-Hukumah fi al-Islam, (1966:12, 22, 23); Ali �Abd al-Raziq, �Message Not Government, Religius Not State (1998:1-29) serta T}aha Husein dalam al-Fitnah al-Kubra, dalam al-Majm?�ah al-Kam?lah li Mu`allaf?t al-Duktur T}aha Husein, (1973: 2, 218, 227); 2. Kalangan integralistik yang menyatakan bahwa agama dan negara harus menyatu, yang melahirkan paham negara agama (khil?fah Isl?miyah), seperti diungkapkan oleh: Abu al-A�l? Maududi, �Political Theory of Islam (tt:29-30); Mahmud Abd al- Majid al-Khalidi, dalam Qaw?�id Niz?m al-Hukm f� al-Isl?m (1980: 24); dan Muhammad Asad, The Principles of State and Government in Islam, (1980:150). Disertasi ini lebih dekat pada pendapat Fazlurrahman, dalam Islam and Modernity, dikatakan bahwa yang terpenting adalah terwujudnya masyarakat muslim bukan negara Islam dan Munawir Sadjali dalam Islam dan Tata Negara, dikatakan bahwa paradigma simbiotik merupakan alternatif yang kompromis antara integralistik dengan sekularistik, serta hasil penelitian Jose Casanova dalam Public Religions in the Modem World, dikatakan bahwa agama secara empirik dihubungkan dengan berbagai persoalan sosial-kemasyarakatan. Agama hadir sebagai agama publik sejalan dengan kepentingan publik dan persoalan sosial kemasyarakatan Pendekatan penelitian ini adalah menganalisis produk kebijakan Pemerintah Kota Bandung pada periode 2003 sampai 2010, tentang nilai-nilai agama (Islam), sekaligus dijadikan data primer. Data sekunder diperoleh dari kajian mengenai Islam dan kebijakan publik, serta analisis terhadap kondisi Pemerintahan Kota Bandung pasca penerapan sejumlah kebijakan bernilai agama. Metode penelitian yang digunakan adalah studi kasus, analisis kebijakan publik atau studi dokumentasi. Sedangkan analisis muatan kebijakan digunakan analisis isi secara kualitatif. Secara ringkas penelitian disertasi ini menggunakan pendekatan histo-sosio-kultural selama 6 bulan