Syarah hadis dalam tradisi keilmuan Islam: genealogi dan metodologi

Disertasi ini menyimpulkan bahwa syarah hadis tumbuh dan berkembang bersama ilmu-ilmu keislaman lainnya, terutama usul fiqh yang di antara pokok bahasannya adalah kaidah-kaidah untuk memahami makna dan petunjuk Al-Quran dan hadis. Kitab-kitab syarah hadis telah ditulis sejak awal abad III H. Syarah hadis dalam kitab-kitab tersebut bersifat normatif dan interpretatif eksploratif, bukan semata-mata eksplanatif deskriptif, serta berkembang seiring dengan perkembangan metodologi penulisan karya ilmiah secara umum. Dari sisi sejarah kesimpulan tersebut berbeda dengan TM Hasbi Ash-Shiddieqy, Sejarah dan Pengantar Ilmu Hadits, bahwa masa penulisan kitab-kitab syarah hadis terjadi setelah runtuhnya Daulah Abbasiyyah di Baghdad tahun 657 H., Muhammad Abd al-�Azi>z al-Khu>li>, Ta>ri>kh Funu>n al-Hadis, bahwa penulisan kitab-kitab syarah hadis dimulai pada abad IV H., dan Muhammad al-Khud}ari>, Ta>ri>kh al-Tashri>� al-Isla>mi>, bahwa secara umum penulisan kitab-kitab ikhtis}a>r dan syarah terjadi setelah jatuhnya Baghdad 657 H. Dari aspek metodologi kesimpulan tersebut berbeda dengan Suryadi, ?Rekonstruksi Metodologis Pemahaman Hadis Nabi? dalam Fazlur Rahman dkk, Wacana Studi Hadis Kontemporer, bahwa syarah hadis belum merupakan upaya interpretasi. Sejak kitab syarah hadis ditulis pada awal abad III H. hingga sekarang ditemukan setidaknya 340 kitab syarah dengan karakter yang bervariasi. Pada periode awal pada umumnya syarah dilakukan secara global dengan hanya mengungkap petunjuk hadis dan makna kata kuncinya. Sementara pada periode kontemporer metode syarah hadis dapat diklasifikasikan menjadi tujuh, yaitu 1) rinci dengan teknik h}a>shiyah dengan sistimatisasi, seperti Fath} al-Mun�im karya Mu>sa> Sha>hi>n La>shi>n (w. 2009), 2) rinci dengan teknik h}a>shiyah tanpa sistimatisasi, seperti Ma�a>rif al-Sunan karya Muh}ammad Yu>suf al-Binnawri> (w. 1397 H), 3) rinci dengan menyisipkan syarah ke dalam teks hadis, seperti Tuh}fat al-Ah}wadhi> karya Abd al-Rah}ma>n Al-Muba>rakfu>ri> (w. 1353 H), 4) global lepas, seperti Kashf al-Mughat}t}a> karya Muh}ammad al-T}ahir bin �Ashu>r (w. 1973 ), 5) global terikat, seperti Ihda>� al-Diba>jah karya Shafa>� al-D}awi> Ah}mad al-�Adwi>, 6) syarah dengan teknik catatan kaki (ta�li>q), seperti Minnat al-Mun�im karya S}afiy al-Rah}ma>n al-Muba>rakfu>ri>, dan 7) syarah takhri>j, seperti Badhl al-Ih}sa>n karya Abu> Ish}a>q al-H}uwayni> al-Athari}. Dilihat dari pendekatan dan coraknya sebagian besar syarah hadis bercorak fiqhi>, sebagian bercorak lughawi>, dan sebagian lagi lafz}i>. Sebagian dari syarah hadis yang bercorak fiqhi> disertai dengan istinba>t} dan sebagian lainnya sekadar istidla>l. Sumber yang digunakan dalam penelitian ini adalah kitab-kitab hadis, kitab-kitab syarah hadis, dan kitab-kitab ilmu hadis sebagai sumber primer serta kitab fiqh dan kitab ushul fiqh sebagai sumber sekunder serta sumber-sumber lain yang viii berkaitan dengan pembahasan. Data-data yang diperoleh dibaca dan dianalisa dengan menggunakan teori sejarah, ilmu hadis, usul fiqh, dan hermeneutika