Meningkatkan hasil belajar siswamenggunakan Modelbamboo dancing pada mata pelajaran ilmu pengetahuan sosial Di kelas vsd 6 jekulo

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan peningkatan keterampilan guru dalam pembelajaran IPS, dan mendeskripsikan peningkatan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPS pada siswa kelas V SD 6 Jekulo. Hasil belajar adalah perubahan perilaku yang terjadi dalam diri siswa setelah melakukan kegiatan belajar. Perubahan perilaku yang dialami dalam diri siswa terjadi bukan hanya pada aspek kognitif saja melainkan juga aspek sikap (Afektif) dan ketrampilan (Psikomotorik). Penerapan model Bamboo Dancing ada beberapa langkah: pengenalan materi, pembagian kelompok, penempatan kelompok, pembagian tugas, pergantian pasangan, presentasi, dan refleksi. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilaksanakan dalam 2 siklus, masing-masing tiap siklus adalah 2 pertemuan. Setiap siklus terdiri dari 4 tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Subyek penelitian ini adalah guru dan siswa kelas V SD 6 Jekulo. Teknik pengumpulan data yang digunakan ialah observasi, wawancara, dokumentasi dan tes. Sedangkan analisis data yang digunakan adalah analisis kuantitatif dan kualitatif. Hasil penelitian terdapat peningkatan pada keterampilan guru, pada siklus I dan siklus II yaitu dari pertemuan 1 mendapat persentase 42,42% pada pertemuan 2 mendapatkan persentase 62,12%. Pada siklus II, pertemuan 1 mendapatkan persentase 59,09%, peningkatan pada siklus II ditunjukkan dengan persentase 75,75% yang dikategorikan tinggi. Peningkatan hasil belajar siswa pada ranah kognitif ditunjukkan dari Siklus I ke siklus 2, persentase pada siklus I adalah 57,14% kemudian pada siklus II menjadi 85,71%. Pada ranah afektif siklus I pertemuan 1 ke pertemuan 2, pertemuan 1 memperoleh persentase 52,38% dengan kriteria rendah. Pada pertemuan 2 memperoleh persentase 70,00% dengan kriteria sedang. Pada siklus II pertemuan 1 ke pertemuan 2, pada ranah afektif pertemuan 1 memperoleh persentase 76,19 % kriteria tinggi. Pada pertemuan 2 terjadi peningkatan dengan memperoleh persentase 84,04% dengan kriteria tinggi. Pada ranah psikomotorik siklus I pada pertemuan 1 persentasenya 53,74% dengan kriteria sedang. Pada pertemuan 2 persentase 64,11% dengan kriteria sedang. Pada siklus II pertemuan 1 persentase 75,15% dengan kriteria tinggi. Pada pertemuan 2 persentase 82,82% dengan kriteria tinggi. Melalui penelitian ini disarankan guru diharapkan mampu menciptakan suasana belajar yang mendorong peserta didik untuk menggunakan model pembelajaran yang variatif, inovatif, dan efektif. Siswa berusaha untuk berperilaku kedisiplinan, semangat, serius, dan teliti dalam pembelajaran