Mengatasi kebiasaan merokok melalui layanan konseling behavioristik dengan teknik self management pada siswa kelas xi ips di sma n 1 nalumsari

Tujuan penelitian ini adalah 1) Mendeskripsiakan faktor-faktor apakah yang menjadi penyebab kebiasaan merokok pada siswa kelas XI IPS SMA N 1 Nalumsari Tahun Pelajaran 2018/2019. 2) mengetahui keekfetivan penerapan konseling behavioristik untuk mengatasi kebiasaan merokok pada siswa kelas XI IPS SMA N 1 Nalumsari Tahun Pelajaran 2018/2019. Kebiasaan merokok merupakan ketergantungan fisik dan ketergantungan psikologis terhadap zat psikoatif yang terkandung dalam rokok seperti nikotin yang di hisap dan di hembuskan oleh individu yang melakukan kegiatan merokok sebanyak lima kali atau lebih dalam sehari yang sudah menjadi kebiasaan yang sangat kuat dan merasa terhukum apabila tidak memenuhi hasrat kebiasaannya yaitu merokok. Untuk mengatasi kebiasaan merokok peneliti akan melakukan penerapanmelalui layanan konseling behavioristik dengan teknik self management pada siswa kelas XI IPS SMA N 1 Nalumsari. Jenis penelitian yang di gunakan adalah penelitian studi kasus bimbingan dan konseling dengan metode penelitian kualitatif. Subyek yang digunakan adalah siswa di SMA N 1 Nalumsari yang mempunyai kebiasaan merokok sebanyak 3 orang. Di dalam penelitian ini, analisis data yang digunakan peneliti adalah dengan cara mendiskripsikan dari hasil analisis pengumpulan data yaitu dengan menggunakan metode wawancara, observasi, dokumentasi dan kunjungan rumah (home visit)secara mendalam agar mendapat pengumpulan data yang lebih akurat dalam menangani permasalahan kebiasaan merokok. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan baha faktor penyebab kebiasaan merokok yang dialami oleh siswa berasal dari faktor internal dan eksternal, ada beberapa yang menyebabkan faktor kebiasaan merokok yang menyebabkan kebiasaaan merokok MK, LAS, dan ASR antara lain: pengaruh teman pergaulan, pengaruh lingkungan dan rasa penasaran ingin menoba rokok yang mengakibatkan MK, LAS dan ASR kebiasaan merokok hal tersebut membuat MK, LAS dan ASR berperilaku mal adaptif serta sering melanggar tata tertib sekolah, sering keluar masuk kelas karena ada rasa ingin merokok dilingkungan sekolah maupun diluar lingkungan sekolah dikamar mandi dan dikantin ketika jam istirahat. Setelah dilakukan konseling dengan pendekatan konseling behavioristik dan teknik sel management mampu menghilangkan perilaku mal adaptif. Itu berarti konseling behavioristik dengan teknik self management sangat tepat untuk mengatasi kebiasaan merokok yang dialami oleh MK, LAS, dan ASR. Berdasarkan penelitian diatas, peneliti menyampaikan saran kepada: 1. Bagi siswa diharapkan dapat menyesuaikan diri dengan ligkungannya dengan cara berperilaku yang positif dan selalu mentaati tata tertib sekolah yang telah ditetapkan oleh sekolah. 1. Guru BK memberikan perhatian positif khususnya terhadap anak yang memiliki masalah dalam hal pemberian layanan bimbingan dan konseling terutama pada layanan konseling individu. Penerapan model konseling behavioristik (tingkah laku) sangat cocok dalam menangani masalah kebiasaan merokok. 3. Kepala sekolah hendaknya memberikan pertemuan kepada guru BK untuk meningkatkan mutu dan kualitas guru BK. Kepada siswa. 4. Bagi peneliti dapat diharapkan dapat memanfaatkan dengan baik ilmu bimbingan dan konseling yang telah didapat selama dibangku perkuliahan khususnya mengenai upaya mengatasi kebiasaan merokok dengan menggunakan konseling behavioristik teknik self management serta pendekatan dan layanan bimbingan dan konseling yang ada di masyarakat dengan baik serta diharapkan dapat bisa melatih kesabaran dalam pelaksanaan pelayanan bimbingan dan konseling untuk menyelesaikan permasalahan siswa