Peningkatan penyesuaian diri siswa terhadap program full day schoolmelalui layanan bimbingan kelompok teknik problem solving

Tujuan penyusunan penelitian sebagai berikut: 1. Mendeskripsikan tindakan tindakan peneliti dalam layanan bimbingan kelompok teknik problem solving dalam meningkatkan penyesuaian diri terhadap program full day school pada siswa kelas XI MIPA 3 SMA Negeri 3 Pati tahun pelajaran 2017/2018. 2. Mendeskripsikan peningkatan penyesuaian diri terhadap program full day school pada siswa kelas XI MIPA 3 SMA Negeri 3 Pati tahun pelajaran 2017/2018 setelah pelaksanaan layanan bimbingan kelompok teknik problem solving. Penyesuaian diri terhadap program full day school merupakan sikap siswa kelas XI MIPA 3 SMA Negeri 3 Pati yang mampu mengetahui konsep full day schooldengan baik, mengerti manfaat dan kekurangan program full day school. Memiliki tanggung jawab sebagai siswa di sekolah yang menerapkan program full day school, mampu menjalin kerjasama dalam mengatasi permasalahan di sekolah yang menerapkan program full day school, mampu menjalin hubungan yang harmonis dengan guru, memanfaatkan fasilitas sekolah demi meningkatkan prestasi belajar dalam program sekolah full day school, tidak merasa tertekan dengan program full day school. Layanan bimbingan kelompok teknik problem solving merupakan usaha peneliti dalam meningkatkan penyesuaian diri terhadap program full day school pada siswa kelas XI MIPA 3 SMA Negeri 3 Pati. Rancanan penelitian ini merupakan penelitian tindakan bimbingan dan konseling. Tujuh siswa XI MIPA 3 SMA Negeri 3 Pati sebagai subjek penelitian. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu observasi dan wawancara. Analisis data yang digunakan adalah teknik mixedmethoddengan menggabungkan analisis data kuantitatif dengan diperkuat dengan data kualitatif agar diperoleh simpulan penelitian yang lebih kuat. Hasil penelitian diketahui penyesuaian diri dalam program FDS pada periode pra siklus sebesar 17,7 (35%) kategori (Kurang). Pada siklus I telah mengalami peningkatan, di pertemuan pertama 21,4 (43%) kategori (Kurang), pertemuan kedua 24,3 (49%) kategori (Kurang), pertemuan ketiga 27,1 (54%) kategori (Cukup). Pada siklus II meningkat pada pertemuan pertama sebesar 33,3 (67%) kategori (Baik), Pertemuan kedua 35,9 (72%) kategori (Baik), pertemuan ketiga 40,3 (81%) kategori (Baik). Simpulan dalam penelitian ini sebagai berikut: 1. Aktivitas peneliti dalam memimpin kegiatan bimbingan kelompok teknik problem solving pada siklus I memperoleh skor 53 (53%) kategori (Cukup). Setelah mendapatkan saran perbaikan dari kolaborator pada siklus II peneliti memperoleh skor 75 (75%) kategori (Baik). Jadi hipotesis yang menyatakan “Layanan bimbingan kelompok teknik problem solving dapat meningkatkan penyesuaian diri terhadap program full day school pada siswa kelas XI MIPA 3 SMA Negeri 3 Pati Tahun Pelajaran 2017/2018” diterima karena telah mencapai indikator keberhasilan. 2. Penyesuaian diri siswa kelas XI MIPA 3 terhadap program full day school pada siklus I memperoleh skor rerata 27,1 (54%) kategori (Cukup). Pada siklus II penyesuaian diri siswa terhadap program full day school meningkat dengan memperoleh skor rerata 40,3 (81%) kategori (Baik). Jadi hipotesis yang menyatakan “Penyesuaian diri terhadap program full day school pada siswa kelas XI MIPA 3 SMA Negeri 3 Pati Tahun pelajaran 20107/2018 dapat ditingkatkan melalui layanan bimbingan kelompok teknik problem solving” diterima karena telah mencapai indikator keberhasilan. Saran yang disampaikan peneliti sebagai berikut: 1. Siswa: Siswa hendaknya berani dalam menggali informasi yang mendalam kepada pihak sekolah untuk mengetahui konsep program FDS yang diterapkan oleh sekolah, serta mengikuti kegiatan di sekolah dengan baik agar mampu menyesuaikan diri dengan baik di sekolah. 2. Guru Bimbingan dan Konseling: Guru bimbingan dan konseling hendaknya memberikan layanan responsif jika diketahui ada siswa yang belum mampu menyesuaikan diri dengan jenis layanan yang ada dalam bimbingan dan konseling, seperti bimbingan kelompok, informasi dan lintas kelas jika memang diperlukan. 3. Penelitian Selanjutnya: Penelitian selanjutnya hendaknya menggunakan teknik atau media dalam bimbingan dan konseling yang lebih mudah untuk diaplikasikan dalam bimbingan kelompok, sehingga mempermudah keberhasilan siswa dalam mencapai perubahan perilaku yang diingikan oleh peneliti. 4. Kepala Sekolah: Kepala sekolah hendaknya membuat kebijakan program pengenalan sekolah (orientasi) dengan melibatkan guru bimbingan dan konseling