PENERAPAN MODEL PROBING PROMPTING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA KELAS IV BERBANTU MEDIA PASTATIKA SD 1 BULUNGKULON

Tingkat kemampuan pemecahan masalah matematika siswa kelas IV di SD 1 Bulungkulon tergolong rendah. Data yang diperoleh dari tahap prasiklus menunjukkan bahwa rata-rata skor klasikal yang diperoleh yaitu 63,19 dengan kriteria perlu bimbingan. Persentase ketuntasan belajar klasikal yaitu 38% dengan kriteria perlu bimbingan. Selain itu, hasil observasi dan wawancara juga menunjukkan rendahnya keterampilan pemecahan masalah siswa. Berdasarkan hal tersebut, maka penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa, keterampilan pemecahan masalah siswa, serta keterampilan guru mengajar melalui penerapan model probing prompting berbantu media PASTATIKA. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di kelas IV SD 1 Bulungkulon dengan subjek penelitian sebanyak 21 siswa dan peneliti sebagai guru. Penelitian ini dilaksanakan pada dua siklus yang masing-masing terdiri dari dua pertemuan. Penelitian ini menggunakan desain PTK dari Kemmis & Mc. Taggart dengan tahapan yang terdiri dari perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Variabel bebas pada penelitian ini adalah model probing prompting berbantu media PASTATIKA, sedangkan variabel terikat pada penelitian ini adalah kemampuan pemecahan masalah, keterampilan pemecahan masalah, dan keterampilan guru mengajar. Teknik pengumpulan data melalui observasi, wawancara, tes, dan dokumentasi. Analisis data yang digunakan berupa analisis data kuantitatif dan kualitatif. Kemampuan pemecahan masalah matematika siswa dengan model probing x prompting berbantu media PASTATIKA mengalami peningkatan dari prasiklus hingga siklus II. Pada prasiklus, kemampuan pemecahan masalah matematika menunjukkan persentase ketuntasan klasikal 38% dengan rata-rata 69,13. Pada siklus I, persentase ketuntasan klasikal 67% dengan rata-rata 73,52, meningkat menjadi 86% dengan nilai rata-rata 81 pada siklus II. Keterampilan pemecahan masalah pada siklus I memperoleh skor rata-rata 70,71 dengan kriteria cukup meningkat menjadi 82,02 pada siklus II dengan kriteria baik. Adapun keterampilan guru mengajar pada siklus I memperoleh skor rata-rata 3,17 dengan kriteria baik dan meningkat menjadi 3,53 pada siklus II dengan kriteria sangat baik. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, maka penerapan model probing prompting berbantuan media PASTATIKA dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematika. Peneliti menyarankan agar guru menggunakan media PASTATIKA dan model probing prompting