MENINGKATKAN KEDISIPLINAN MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK TEKNIK MODELING PADA SISWA KELAS VIII B SMP 2 BAE KUDUS TAHUN PELAJARAN 2017/2018

Tujuan dalam penelitian ini adalah: 1. Mendeskripsikan tindakan peneliti dalam penerapan layanan bimbingan kelompok teknik modeling dalam meningkatkan kedisiplinan siswa kelas VIII B SMP 2 Bae Kudus Tahun Pelajaran 2017/2018. 2. Meningkatan kedisiplinan siswa kelas VIII B SMP 2 Bae Kudus Tahun Pelajaran 2017/2018 setelah pelaksanaan layanan bimbingan kelompok teknik modeling. Kedisiplinan siswa merupakan sikap siswa kelas VIII B SMP 2 Bae Kudus Tahun Pelajaran 2017/2018 dalam menaati segala peraturan yang tertulis maupun tidak tertulis (norma) di sekolah. Seperti masuk sekolah tepat waktu, tidak meninggalkan lingkungan sekolah saat jam istirahat, mengenakan atribut seragam sekolah dan menggunakan seragam olahraga dengan lengkap. Menjaga kebersihan kuku dan memotong rambut yang telah tumbuh panjang bagi siswa laki-laki, tidak memakai aksesoris gelang dan cincin pada laki-laki, ikut menjaga kebersihan lingkungan sekolah, dan mengerjakan tugas tepat waktu. Untuk menciptakan kedisiplinan pada siswa kelas VIII B SMP 2 Bae Kudus Tahun Pelajaran 2017/2018 peneliti menerapkan layanan bimbingan kelompok teknik modeling. Jenis penelitian adalah penelitian tindakan bimbingan konseling. Subjek yang diteliti sebanyak 7 siswa kelas VIII B SMP 2 Bae Kudus. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik observasi dan wawancara. Analisis data yang digunakan adalah teknik mixed method dengan menggabungkan analisis data kuantitatif dengan diperkuat dengan data kualitatif agar diperoleh simpulan penelitian yang lebih kuat. Pada siklus I anggota kelompok memperoleh rerata kedisiplinan pada pertemuan pertama 14,3 (36%) kategori (Kurang). Pertemuan kedua meningkat sebesar 3% menjadi 15,7 (39%) kategori (Kurang), pertemuan ketiga mengalami peningkatan sebesar 6% yaitu 18,1 (45%) kategori (Kurang). Pada siklus II pertemuan pertama kedisiplinan siswa pada skor rerata 21,0 (53%) kategori (Cukup), pertemuan kedua meningkat sebesar 15% pada skor rerata 68%. Pertemuan ketiga memperoleh skor 29,3 (73%) kategori (Baik). Simpulan hasil penelitian: 1. Tindakan peneliti dalam penerapan layanan bimbingan kelompok teknik modeling untuk meningkatkan kedisiplinan siswa pada siswa kelas VIII B SMP 2 Bae Kudus Tahun Pelajaran 2017/2018 pada siklus I memperoleh skor 65 (65%) kategori (Cukup). Pada siklus II meningkat sehingga memperoleh skor 88 (88%) kategori (Sangat Baik), jadi hipotesis yang berbunyi “Layanan bimbingan kelompok teknik modeling dapat meningkatkan kedisiplinan siswa kelas VIII B SMP 2 Bae Kudus Tahun Pelajaran 2017/2018” dapat diterima karena telah mencapai indikator keberhasilan. 2. Kedisiplinan siswa kelas VIII B SMP 2 Bae Kudus pada siklus I memperoleh skor rerata 18,1 (45%) kategori (Kurang), pada siklus II memperoleh skor rerata 29,3 (73%) kategori (Baik). Jadi hipotesis yang berbunyi “Ada peningkatan kedisiplinan pada siswa kelas VIII B SMP 2 Bae Kudus Tahun Pelajaran 2017/2018 setelah diberikan layanan bimbingan kelompok teknik modeling” diterima karena telah mencapai indikator keberhasilan. Saran yang peneliti sampaikan sebagai berikut: 1. Kepala Sekolah: Kepala sekolah diharapkan dapat memberikan perhatian yang lebih ekstra terhadap proses pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling di SMP 2 Bae Kudus dalam upaya guru bimbingan dan konseling untuk peningkatan disiplin sekolah ke arah yang lebih baik lagi. Selanjutnya kepala sekolah diharapkan untuk lebih meningkatkan kerja sama dengan wakil kesiswaan, guru bimbingan dan konseling, guru mata pelajaran, orang tua siswa dan masyarakat sekitar sekolah untuk mengatasi faktor penyebab pelanggaran disiplin siswa di sekolah. 2. Guru Bimbingan dan Konseling: Guru bimbingan dan konseling diharapkan dapat memberikan bantuan layanan yang sesuai dan seoptimal mungkin untuk mengurangi pelanggaran kedisiplinan siswa. Selanjutnya guru bimbingan dan konseling merancang program layanan berkaitan dengan kedisiplinan, yang bekerja sama dengan kepala sekolah, wakil kesiswaan, guru mata pelajaran, orang tua dan masyarakat sekitar sekolah. 3. Siswa: Siswa harus menyadari pentingya kedisiplinan dalam pembentukan karakter diri yang dapat berguna meraih kesuksesan di sekolah dan di masyarakat. 4. Penelitian Selanjutnya: Penelitian selanjutnya diharapkan mengkaji teknik dalam konseling yang dapat digunakan untuk meningkatkan kedisiplinan pada siswa di kemudian hari