PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP ANAK SEBAGAI KORBAN PELECEHAN SEKSUAL OLEH ANAK DIBAWAH UMUR DI KABUPATEN KUDUS

Penelitian yang berjudul “Perlindungan Hukum Terhadap Anak Sebagai Korban Pelecehan Seksual Oleh Anak di Bawah Umur di Kabupaten Kudus (Studi Perbandingan Penyelesaian di Pengadilan dan di Luar Pengadilan)” secara umum bertujuan untuk mengetahui perlindungan hukum terhadap anak korban pelecehan seksual yang dilakukan oleh anak yang penyelesian kasusnya di pengadilan dan di luar pengadilan. Selain itu untuk mengetahui kelebihan dan kelemahan perlindungan hukum terhadap anak korban pelecehan seksual di pengadilan di luar pengadilan. Metode pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah yuridis normatif. Dalam hal teknik pengumpulan data, penulis menggunakan data primer dan sekunder. Setelah data diperoleh, maka disusun secara sistematis dan selanjutnya dianalisis, sehingga diperoleh kejelasan mengenai permasalahan yang dibahas dan selanjutnya disusun sebagai penulisan yang bersifat ilmiah. Dari hasil penelitian dapat ditunjukkanpelaksanaan perlindungan hukum terhadap anak korban pelecehan seksual yang dilakukan oleh anak yang penyelesaian kasusnya di Luar pengadilan belum dapat dilakukan secara optimal, dikarenakan hasil kesepakatan antara keluarga pelaku dan keluarga korban tidak dapat direalisasikan. Aparat dan atau pihak-pihak yang ikut serta dalam musyawarah tidak mengawal agar hasil kesepakatan musyawarah dapat direalisasikan. Selain itu ketika keluarga korban melaporkan perbuatan pelaku dikarenakan kesepakatan musyawarah tidak terealisasikan, maka pihak POLRES Kudus sampai dengan hari ini belum menindak lanjuti dengan alasan karena kurang alat bukti. Perlindungan hukum terhadap anak korban pelecehan seksual yang dilakukan oleh anak yang penyelesaian kasusnya di pengadilan dengan contoh kasus Putusan Pengadilan Negeri Kudus Nomor: 02/Pid.Sus/ 2017/ PN Kds, telah dilakukan sesuai dengan peraturan perundang-undangan (Pasal 18, Pasal 54, Pasal 58 Undang-Undang Nomor 11 tahun 2012 tentang Sistem Peradilan Pidana Anak.Kelebihan perlindungan hukum anak sebagai korban (pelaku) pada penyelesaian di Pengadilan adalah pelaku telah menjalani sanksi yang dijatuhkan oleh Hakim sebagaimana tertuang dalam Putusan Pengadilan. Kelemahannya adalah korban (keluarga) tidak dilibatkan secara langsung dalam proses penentuan pencarian keadilan atas dirinya dan mendorong keluarga korban untuk berperilaku ego sentris untuk membalaskan dendam. Kemudian kelebihan dari perlindungan hukum anak sebagai korban pada penyelesaian di luar Pengadilan adalah dilibatkannya secara langsung korban dalam menentukan bentuk tanggungjawab pelaku terhadap dirinya. Kelemahannya adalah Pihak-pihak yang terlibat dalam proses diversi (khususnya aparat) tidak mengawal kelanjutan dari hasil diversi agar kesepakatan dapat terwujud