Motivasi Konsumen Dalammemilih Merek Rokok

Industri rokok kretek di Indonesia mempunyai kontribusi yang besar terhadap perekonomian rakyatnya.Hal ini dibuktikan dengan penyerapan tenaga kerja dan cukai yang disetor kepada negara dari hasil penjualan rokok.Guna meningkatkan jumlah pendapatan, perusahaan rokok menciptakan beberapa jenis rokok selain rokok kretek yang dikenal dengan rokok putih. Varian dari jenis rokok ini di antaranya rokok filter dan mild.Dengan banyaknya jenis rokok,konsumen mendapatkan pilihan produk yang luas sehingga mereka pasti memiliki alasan tertentu mengapa membeli rokok merek tertentu. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui motivasi konsumen dalammemilih jenis rokok dan merek rokok yang dibeli oleh masyarakat di Kabupaten Kudus. Penelitian ini dilaksanakan menggunakan metode survei. Sumber data yang dipilih adalah perokok dewasa berumur 19 – 50 tahun yang bertempat tinggal Di Kecamatan Bae Kabupaten Kudus. Untuk mengumpulkan data, tim peneliti menggunakan teknik angket. Dari hasil pengumpulan data tersebut akan dianalisis menggunakan dengan metode kuantitatif dengan mentabulasi, menggolongkan serta menarik kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa motivasi konsumen untuk merokok lebih dipengaruhi motivasi internal dibandingkan motivasi eksternal. Hal ini terbukti dari 72% responden menjawab mereka merokok karena dirasakan sebagai kebutuhan, bukan karena faktor-faktor lain di luar keinginannya sendiri. Motivasi konsumen memilih merek rokok tertentu lebih diakibatkan oleh motivasi internal dibandingkan eksternal. Hal ini terbukti dari 83% responden memilih merek tertentu karena merasa suka dengan rasanya serta pertimbangan harga, bukan karena promosi atau iklannya.Selain itu dari berbagai merek rokok yang ada, di kabupaten Kudus tingkat penjualan tertinggi adalah merek Djarum Super sebesar 32%. Disusul kemudian LA Light (12%), Senior (9%), Sampurna (9%), Gudang garam,(5%)Class Mild (4%), Magnum (4%) dan Marlboro (2%) dan merek rokok yang sangat kecil prosentasenya seperti Surya Exclusive, Sukun, Promild, U Mild, Dunhill, G2 Cigaro American, GG mil, Dji Sam Soe, Promild, dan Diplomat. Berdasarkan kesimpulan di atas, penulis memberikan saran agar produsen rokok agar lebih memperhatikan kualitas dan rasa produk rokoknya, dengan cara memilih “perasa” yang alami yang dapat meminimalisir efek samping merokok atau bahkan dapat memakai perasa alami yang dapat memberi efek positif bagi para perokok. Selain itu harga yang terjangkau masyarakat perlu dipertahankan agar tingkat penjualan tetap stabil.Untuk peneliti selanjutnya bagi yang tertarik meneliti hal yang sama, diharapkan dapat lebih menyempurnakan hasil penelitian ini dengan melibatkan faktor-faktor internal dan eksternal yang lain ataupun melibatkan variabel yang lain