The Students’ PerceptionsOf The English Teaching And Learning Process In The Tenth Grade Of Ma Nu Mu’allimat Kudus In Academic Year 2014/2015

Pengajaran bahasa yang berpusat pada siswa dan hasil belajar menekankan pada pentingnya persepsi siswa terhadap tujuan dan aktifitas pembelajaran. Persepsi siswa terhadap bahasa target, dan situasi pembelajaran bahasa menentukan motivasi, yang mengarah pada hasil pembelajaran bahasa baik linguistik maupun non-linguistik. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan persepsi siswa kelas X MA NU Mu'allimat Kudus di tahun ajaran 2014/2015 tentang proses pembelajaran bahasa Inggris yang mencakup aktifitas kelas bahasa Inggris dan penampilan mengajar guru bahasa Inggris di dalam kelas. Penelitian ini adalah sebuah penelitian kualitatif fenomenologis. Data dikumpulkan melalui kuesioner ENLEAS dan wawancara kelompok. Data kuesioner dianalisis dengan mencari persentase dari jawaban siswa sedangkan data wawancara kelompok dianalisis melalui proses kode deduktif. Hasil analisis data menunjukkan bahwa persepsi siswa tentang aktifitas pembelajaran bahasa Inggris adalah: (a) dalam aspek kesukaan, 54% siswa berpendapat bahwa aktifitasnya sangat menyenangkan, 33% siswa menjawab cukup menyenangkan, 11% menjawab sedikit menyenangkan dan 25 menjawab tidak menyenangkan; (b) dalam aspek efektifitas pembelajaran bahasa Inggris, 49% siswa berpendapat bahwa aktifitasnya sangat efektif, 38% menjawab cukup efektif, 11% menjawab sedikit efektif, 2% menjawab tidak efektif; (c) dalam aspek manfaat selepas sekolah, 46% siswa berpendapat bahwa aktifitasnya sangat bermanfaat, 38% menjawab cukup bermanfaat, 13% menjawab sedikit bermanfaat, 3% menjawab tidak bermanfaat. Hasil wawancara kelompok menunjukkan bahwa persepsi siswa tentang penampilan guru mengajar adalah: siswa berpendapat bahwa guru bahasa Inggris menghadirkan aktifitas belajar yang variatif, mendorong interaksi, kerjasama, dan kerja sama tim dalam kelas, memberikan banyak contoh dalam pembelajaran, menggunakan bahasa Inggris-Indonesia, menyajikan materi secara jelas dengan sikap menyenangkan, memberikan umpan balik yang optimal dan efektif, menunjukkan antusiasme, kehangatan, hubungan baik, dan humor yang sesuai, menghargai pendapat dan kemampuan siswa, memberikan perhatian yang sama kepada siswa, siap dalam mengajar, jarang absen dan datang terlambat. Siswa juga menggarisbawahi bahwa aktifitas belajar yang mendorong keaktfan siswa tidak banyak lagi dihadirkan setelah penundaan Kurikulum 2013, gurunya terkadang kurang jelas dalam mempresentasikan materi, contoh dan memberikan instruksi, serta kurang fleksibel menghadapi situasi yang tidak diharapkan di kelas. Berdasarkan hasil penelitian ini, disarankan kepada: (a) institusi sekolah (kepala sekolah), untuk menggunakan persepsi siswa sebagai salah satu cara mengevalusi kinerja guru dan proses pembelajaran, (b) guru bahasa Inggris, untuk menggunakan hasil penelitian ini dalam mempersiapkan pembelajaran bahasa Inggris dan (c) para siswa, untuk tidak ragu menyampaikan pendapat mereka tentang kelas bahasa Inggris.