Kaupaya Meningtkan Kemampuan Membaca Anak Usia Dini Melalui Layanan Penguasaan Konten Dengan Teknik Bermain Pada Siswa Tk Pertiwi Larikrejo Kudus

Penelitian ini dilatarbelakangi masih adanya sebagian siswa kelompok B TK Pertiwi Larikrejo Kudus mempunyai kemampuan membaca rendah, seperti siswa belum mengenali huruf, siswa belum bisa membaca kata, dan siswa tidak mengetahui makna kata atau kalimat yang dibacanya. Dalam penelitian ini, rumusan masalah adalah bagaimana penerapan layanan penguasaan konten dengan teknik bermain dapat meningkatkan kemampuan membaca pada siswa TK Pertiwi Larikrejo Kudus?. Tujuan penelitian ini adalah 1. Mendiskripsikan peningkatan kemampuan membaca anak usia dini melalui layanan penguasaan konten dengan teknik bermain pada siswa TK Pertiwi Larikrejo Kudus. 2. Diperoleh peningkatan membaca siswa sebelum dan sesudah pemberian layanan penguasaan konten dengan teknik bermain Kajian pustaka penelitian ini: 1. Kemampuan membaca adalah kesanggupan atau kemampuan yang harus dikuasai pembaca yang berada dalam tahap permulaan, 2. Layanan penguasaan konten merupakan salah salah satu jenis layanan bantuan yang diberikan untuk mengatasi kesulitan yang dihadapi individu dan untuk menguasai kemampuan atau kompetensi tertentu melalui belajar, dan 3. Teknik bermain adalah suatu permainan yang dirancang untuk mengembangkan kemampuan membaca anak. Dalam bermain ini anak dapat mengenal macam-macam huruf, suku kata, kata dan gambar. Hipotesis penelitian ini “Layanan penguasaan konten dapat meningkatkan kemampuan membaca dengan teknik bermain pada anak usia dini kelompok B TK Pertiwi Larikrejo Undaan Kudus Tahun Pelajaran 2014/2015”. Subjek penelitian ini adalah peserta didik kelompok B TK Pertiwi Larikrejo Undaan Kudus Tahun pelajaran 2014/2015 sebanyak 22 anak terdiri atas 12 siswa putra dan 10 siswa putri. Dalam penelitian ini terdapat dua varibel, yaitu variabel bebas dan variabel terikat. Adapun yang menjadi variabel bebas adalah layanan penguasaan konten dengan teknik bermain, sedangkan sebagai variabel terikat adalah kemampuan membaca. Teknik pengumpulan data pada penelitian tindakan kelas ini dilakukan melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi. Teknik analisis data adalah analisis persentase dan analisis kualitatif. Berdasarkan hasil observasi peneliti dari pra siklus diperoleh data kemampuan membaca dari 22 siswa, ada 8 siswa atau sebesar 36,36% termasuk dalam kategori sangat kurang, 8 siswa atau sebesar 36,36% dalam kategori kurang, 3 siswa atau sebesar 13,64% dalam kategori cukup, dan ada 3 siswa atau sebesar 13,64% termasuk dalam kategori baik. Pada siklus I dari 22 siswa ada 2 siswa atau sebesar 9,09% termasuk dalam kategori kurang, 17 siswa atau sebesar 77,27% dalam kategori cukup, dan 3 siswa atau sebesar 13,64% dalam kategori baik. Pada siklus II dari 22 siswa ada 12 siswa atau sebesar 54,55% termasuk dalam kategori baik, dan ada 10 siswa atau sebesar 45,45% termasuk dalam kategori sangat baik. Berdasarkan hasil penelitian besar peningkatan dari pra siklus, siklus I dan siklus II, diperoleh data skor rata-rata kemampuan membaca pra siklus 19,64 atau sebesar 39% dalam kategori kurang, pada siklus I skor rata-rata 29,41 atau sebesar 59% dalam kategori cukup, dan skor rata-rata pada siklus II 42,45 atau sebesar 85% dalam kategori sangat baik. Besar peningkatan dari prasiklus dan siklus I ada 9,77 atau sebesar 19%, dari siklus I ke siklus II ada 13,04 atau sebesar 26%. Jadi, besar peningkatan dari prasiklus, siklus I dan siklus II rata-rata ada 11,40 atau sebesar 22%. Hal ini menunjukkan ada tingkat perbaikan dari pra siklus ke siklus I, dari siklus I ke siklus II. Saran yang dapat penulis sampaikan 1) kepada kepala sekolah yaitu penerapan layanan penguasaan konten perlu diberdayakan di sekolah karena dari hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan dalam belajar membaca anak Kelompok B TK Pertiwi Larikrejo Undaan Kudus Tahun Pelajaran 2014/ 2015, 2) guru yaitu guru hendaknya menerapkan layanan penguasaan konten dengan cara memberikan metode pembelajaran yang variatif agar siswa tidak bosan dengan pembelajaran yang diberikan, 3) untuk siswa yaitu diharapkan siswa memiliki minat yang tinggi dalam mengikuti setiap kegiatan pembelajaran terutama pembelajaran membaca, karena individu yang mempunyai minat membaca yang kuat akan diwujudkannya dalam kesediaannya untuk mendapatkan bahan bacaan dan kemudian membacanya atas kesadarannya sendiri, 4) konselor yaitu Konselor diharapkan bisa memakai layanan penguasaan konten sebagai salah satu program BK disekolah sehingga dapat mengatasi kendala-kendala yang ada dalam pembelajaran, 5) bagi peneliti dapat melanjutkan penelitian tentang kemampuan membaca melalui layanan penguasaan konten dengan teknik bermain yang berbeda dengan konsep yang sama