UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN MANAJEMEN EMOSI MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN TEKNIK PSIKODRAMA SISWA KELAS X BB2 SMK N 1 KUDUS TAHUN 2013/2014

Berdasarkan wawancara dan observasi yang dilaksanakan di SMK N 1 Kudus dengan guru BK bahwa permasalahan yangada di kelas X BB2 yaitu siswa kurang mampu memahami manajemen emosi, kurang mampu menghadapi konflik, kurang mampu berkomunikasi yang baik, kurang mampu berfikir positif dan kemampuan mengelola emosi negative masih rendah. Berpijak dari latar belakang diatas, maka permasalahan dalam penelitian ini adalah: 1. Bagaimana deskripsi Manajemen Emosi Pada Siswa kelas X BB2 SMK N 1 Kudus Tahun Pelajaran 2013/2014 sebelum dan sesudah dilakukan Bimbingan Kelompok dengan Teknik Psikodrama? 2. Apakah Layanan Bimbingan Kelompok dengan Teknik Psikodrama dapat meningkatkan Manajemen Emosi Pada Siswa Kelas X BB2 SMK N 1 Kudus?. Adapun tujuan dalam penelitian ini yaitu: 1. Untuk mendiskripsikan peningkatan manajemen emosi dalam layanan bimbingan kelompok dengan teknik psikodrama pada siswa kelas X BB2 SMK N 1 Kudus Tahun Pelajaran 2013/2014. 2. Untuk memperoleh peningkatan manajemen emosi melalui penerapan bimbingan kelompok dengan teknik psikodrama untuk meningkatkan manajemen emosi pada siswa kelas X BB2 SMK N 1 Kudus Tahun Pelajaran 2013/2014. Teori yang digunakan dalam penelitian ini meliputi teori manajemen emosi negatif dan teori tentang layanan bimbingan kelompok dengan teknik psikodrama. Manajemen emosi negatif merupakan emosi yang selalu identik dengan perasaan tidak menyenangkanpada orang yang mengalaminya.Bimbingan kelompokadalah suatu kegiatan pemberian layanan bimbingan dan konseling yang dilakukan oleh seorang peneliti secara kelompok, maka diharapkan para peserta bimbingan kelompok mendapatkan suatu pemahaman baru.Teknik psikodrama merupakan teknik dalam bimbingan kelompok untuk memecahkan masalah-masalah psikis yang dialami oleh individu.Dalam teknik ini siswa memerankan suatu peranan tertentu tentang konflik atau ketegangan yang dialaminya. Penelitian ini berbentuk PTBK yang dalam pelaksanaannya 2 siklus (siklus I dan siklus II) setiap siklus 3 pertemuan dan terdiri dari 4 tahapan. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas X BB2 SMK N 1 Kudus sebanyak 8 siswa. Variabel penelitian: layanan bimbingan kelompok dan teknik psikodrama (Variabel Bebas) dan manajaman emosi negatif (Variabel Terikat). Metode pengumpulan data berupa metode observasi, wawancara, dan dokumentasi. Analisis data menggunakan data kualitatif deskriptif. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka dapat disimpulkan bahwa layanan bimbingan kelompok dengan teknik psikodrama dapat meningkatkan kemampuan manajemen emosi. Hal ini terbukti sebelum pemberian layanan, kemampuan manajemen emosi mendapat nilai rata-rata 21 (K), pada siklus I mendapat nilai rata-rata 32 (C), dan pada siklus II mengalami peningkatan yaitu mendapat nilai rata-rata 38 (B). Kesimpulannya bahwa kedelapan siswa sebelum diberikan layanan bimbingan kelompok dengan teknik psikodrama, siswa memiliki kemampuan manajemen emosi rendah. Namun setelah diberikan layanan bimbingan kelompok dengan teknik psikodrama, kemampuan manajemen emosi siswa meningkat. Jadi dari hasil penelitian tersebut maka hipotesis tindakan “layanan bimbingan kelompok dengan teknik psikodrama dapat diterima karena telah memenuhi kriteria keberhasilan. Berdasarkan penelitian ini peneliti memberikan saran kepada: 1.) Bagi Kepala Sekolah, diharapkan dapat dijadikan pertimbangan dalam menentukan kebijakan yang mendukung pelaksanaan program Bimbingan dan Konseling di sekolah. 2.) Bagi Guru BK, sebaiknya menggunakan layanan bimbingan kelompok dengan teknik psikodrama untuk meningkatkan kemampuan manajemen emosi pada pada siswa. Selain itu guru diharapkan dapat membantu siswa dalam meningkatkan pelayanan bimbingan yang tepat dan sesuai dengan kebutuhan siswa. 3.) Bagi peserta didik, diharapkan dapat meningkatkan kemampuan manajemen emosi dan dapat menerapkan kemampuan manajemen emosi dalam kehidupan sehari-hari dengan baik. 4.) Bagi Peneliti Selanjutnya, Peneliti menyadari masih ada kekurangan pada beberapa bagian yang digunakan untuk membantu proses bimbingan kelompok. Untuk itu diharapkan bagi para peneliti yang berkenan melanjutkan pengembangan pemberian tindakan dalam upaya meningkatkan kemampuan manajemen emosi siswa agar lebih selektif dan lebih sempurna untuk diberikan pada siswa