UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN SOSIAL MELALUI BIMBINGAN KELOMPOK SISWA KELAS VIII A MTs NU NURUSSALAM TAHUN AJARAN 2013/2014

Berdasarkan wawancara dan observasi yang dilakukan peneliti di lapangan yang menunjukkan bahwa di MTs NU Nurussalam masih terdapat beberapa siswa yang kurang memiliki keterampilan sosial, khususnya 7 siswa di kelas VIII A. Gejala yang nampak yaitu seperti kurangnya kemampuan dalam hal keterampilan sosial, tidak terampil dalam sosialisasi, kurang mampu berkomunikasi dan tidak mampu menyesuaikan diri. Sehingga apabila hal ini tidak segera ditangani akan berdampak pada proses sosialisasi maupun interaksi dengan orang lain. Selanjutnya berdasarkan latar belakang dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut: Apakah melalui bimbingan kelompok dapat meningkatkan keterampilan sosial siswa kelas VIII A MTs NU Nurussalam? Tujuan penelitian yaitu: Untuk memperoleh peningkatan keterampilan sosial melalui bimbingan kelompok dalam meningkatkan keterampilan sosial siswa kelas VIII A MTs NU Nurussalam tahun ajaran 2013/2014. Adapun kegunaan penelitian adalah 1. Kegunaan Teoritis: Memberikan wawasan keilmuan yang berhubungan dengan bimbingan dan konseling, lebih khususnya wawasan ini menyangkut tentang peningkatan keterampilan sosial melalui bimbingan kelompok. Dan sekaligus menjadi bahan pustaka untuk penelitian-penelitian sejenisnya. 2. Kegunaan Praktis: 1. Bagi siswa dapat membantu untuk memahami pentingnya keterampilan sosial dengan orang lain, serta keterampilan sosial dapat meningkat secara optimal. 2. Bagi konselor dapat digunakan sebagai pedoman untuk melaksanakan bimbingan dan konseling pada siswa khususnya layanan bimbingan kelompok, serta dapat digunakan sebagai salah satu metode menyampaikan materi untuk meningkatkan keterampilan sosial melalui bimbingan kelompok 3. Bagi kepala sekolah dapat digunakan untuk menentukan pelaksanaan program bimbingan dan konseling di sekolah. Hipotesis tindakan penelitian adalah: Bimbingan kelompok dapat meningkatkan keterampilan sosial siswa kelas VIII A MTs NU Nurussalam tahun ajaran 2013/2014. Subjek yang diteliti dalam penelitian ini adalah 7 siswa dari kelas VIII A MTs NU Nurussalam. Variabel penelitian: bimbingan kelompok (Variabel Bebas) dan keterampilan sosial (Variabel Terikat). Metode pengumpulan data berupa metode observasi dan wawancara. Analisis data menggunakan data kuantitatif deskriptif dan data kualitatif deskriptif. Penelitian dilakukan 2 siklus (siklus I dan siklus II) setiap siklus 3 pertemuan, setiap siklus terdiri dari 4 tahapan. Data diperoleh dari observasi dilakukan secara langsung bersama kolaborator. Penelitian dilakukan dengan data hasil observasi terhadap 10 aspek penilaian. Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan, keterampilan sosial mengalami peningkatan dari siklus I ke siklus II. Hal ini terbukti dengan hasil yang diperoleh dari setiap observasi yang dilakukan sebelum tindakan, dan setelah siklus I dan siklus II yang memperlihatkan bahwa keterampilan sosial mengalami peningkatan dengan nilai rata-rata pada pra siklus mendapat skor 12 masuk dalam kategori kurang (K), pada siklus I mendapat nilai rata-rata 17 masuk dalam kategori cukup (C), dan pada siklus II mendapat nilai rata-rata 28 masuk dalam kategori baik (B). Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka dapat disimpulkan bahwa bimbingan kelompok dapat meningkatkan keterampilan sosial. Hal ini terbukti sebelum pemberian layanan keterampilan sosial siswa masih kurang. Setelah pemberian layanan pada siklus I keterampilan sosial memperoleh kategori cukup dan pada siklus II memperoleh kategori baik. Dengan demikian hipotesis yang diajukan dapat diterima karena telah memenuhi indikator keberhasilan. Melihat temuan di lapangan peneliti memberikan saran kepada: 1. Siswa diharapkan menyadari pentingnya keterampilan sosial dan mampu berhubungan dengan baik 2. Konselor diharapkan dapat memaksimalkan pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah, agar pelayanan bimbingan dan konseling dapat membantu siswa dalam meningkatkan keterampilan sosial melalui layanan bimbingan kelompok. 3. Kepala sekolah diharapkan menggunakannya sebagai dasar kebijakan yang mendukung pelaksanaan program bimbingan dan konseling di sekolah dan memberikan pembinaan kepada konselor tentang metode yang tepat yang harus digunakan dalam pengajaran sesuai kebutuhan siswa