UPAYA MENINGKATKAN EMOTIONAL QUOTIENT (EQ) MELALUI LAYANAN PENGUASAAN KONTEN PADA SISWA KELAS VIII A SMP N 2 GEBOG KUDUS TAHUN PELAJARAN 2012/2013

Indriyani, Maikke. 200931166. Upaya Meningkatkan Emotional Quotient (EQ) Melalui Layanan Penguasaan Konten Kelas VIII A SMP N 2 Gebog Kudus Tahun Pelajaran 2012/2013. Skripsi.Program Studi Bimbingan dan Konseling, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muria Kudus, Dosen Pembimbing I Dra. Hj. Sutarti, SE, MM, Dosen Pembimbing II Dr. Sukiman, M.Pd. Kata Kunci: Emotional Quotient; Layanan Penguasaan Konten Penelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya penurunan pengendalian diri siswa yang mengakibatkan rendahnya kecerdasan emosional siswa kelas VIII A SMP N 2 Gebog Kudus. Hal ini ditunjukkan saat siswa yang memiliki kecerdasan emosional yang rendah, mereka cenderung memiliki rasa gelisah yang tidak beralasan, terlalu kritis, rewel, cenderung menarik diri, terkesan dingin dan cenderung sulit mengekspresikan kekesalan dan kemarahannya secara tepat sehingga siswa menjadi keras kepala, sulit bergaul, mudah frustrasi, tidak mudah percaya kepada orang lain, tidak peka dengan kondisi lingkungan dan cenderung putus asa bila mengalami stress. Berdasarkan latar belakang tersebut dapat dirumuskan tujuan penelitian ini untuk: 1. Mendeskripsikan Emotional Quotient siswa kelas VIII A SMP N 2 Gebog Kudus Tahun Pelajaran 2012/2013 sebelum dan sesudah diberikannya layanan penguasaan konten. 2. Menemukan seberapa besar peningkatan Emotional Quotient melalui layanan penguasaan konten pada siswa Kelas VIII A SMP N 2 Gebog Kudus Tahun Pelajaran 2012/2013. Landasan teorinya adalah Emotional Quotient (Kecerdasan Emosional) dan layanan penguasaan konten. Hipotesis Penelitian ini adalah: “Melalui layanan penguasaan konten dapat meningkatkan Emotional Quotient (kecerdasan Emosional) pada siswa kelas VIII A SMP N 2 Gebog Kudus tahun pelajaran 2012/2013”. Subjek yang diteliti dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII A SMP Negeri 2 Gebog Kudus, sebanyak 26 siswa. Variabel penelitian: Layanan Penguasaan Konten (Variabel tindakan) dan Emotional Quotient (kecerdasan emosional) (Variabel masalah). Metode pengumpulan data dengan metode pokok observasi dan wawancara, metode pendukung yaitu dokumentasi. Analisis data menggunakan data kualitatif deskriptif. Penelitian dilakukan 2 siklus (siklus I dan siklus II) setiap siklus 3 pertemun. Data diperoleh dari hasil wawancara dengan guru BK dan observasi dilakukan secara langsung bersama guru BK. Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan bahwa: 1. Pada tahap pra siklus dapat diperoleh kecerdasan emosional 26 siswa kelas VIII A SMP N 2 Gebog Kudus tahun pelajaran 2012/2013 sebelum diberikan layanan penguasaan konten diperoleh hasil observasi 24 siswa (92,3%) (sangat kurang) dan 2 siswa (7,6%) (kurang), rendahnya kecerdasan emosional siswa karena siswa belum bisa mengenali emosi yang ada pada dirinya, belum bisa mengenali emosi orang lain, belum bisa memotivasi dirinya, dan belum bisa menjalin hubungan baik dengan teman sebayanya. 2. Peningkatan siswa yang kecerdasan emosionalnya rendah, ditingkatkan melalui layanan penguasaan konten. Siswa aktif dalam proses layanan penguasaan konten, siswa menjadi berani mengemukakan pendapat dan bertanya, siswa antusias dalam mengikuti kegiatan layanan penguasaan konten dan dari hasil wawancara menunjukkan adanya peningkatan kecerdasan emosional seperti: sikap emosi terkontrol, memiliki kepedulian terhadap orang lain, mampu menjalin komunikasi dengan baik, siswa dapat ‎menghargai pendapat orang lain, dan mampu membina hubungan dengan orang lain secara baik, Dalam penerapan layanan penguasaan konten dapat meningkatkan Emotional Quotient dengan menjadikan suasana belajar siswa lebih aktif dan kreatif dengan sentuhan high-touch, siswa merasa diperhatikan dan dibimbing dengan baik sehingga ada umpan balik saat kegiatan layanan berlangsung. Sedangkan sentuhan high-tech dapat menambah wawasan siswa mengenai pelajaran BK. Berdasarkan kesimpulan dan kegunaan penelitian di atas maka dapat disarankan kepada: 1. Kepala sekolah hendaknya memotivasi guru untuk melakukan inovasi dalam pembelajaran dengan melakukan Penelitian Tindakan Bimbingan dan Konseling 2. Guru BK hendaknya menerapkan sentuhan high touch dan high tech, karena sangat baik dalam proses kegiatan layanan berlangsung. Sehingga siswa tidak merasa monoton dalam mempelajari pelajaran BK. 3. Wali kelas hendaknya lebih memahami kondisi keadaan siswa dalam menghadapi kesulitan-kesulitan yang muncul terkait dengan permasalahan yang dihadapi. 4. Siswa harus menyadari akan pentingnya keaktifan dalam belajar, tidak putus asa dan memiliki mental yang kuat agar rasa percaya diri dapat tertanam dalam setiap siswa