Peningkatan Hasil Belajar Matematika Melalui Model Pembelajaran Inkuiri Materi Perbandingan Dan Skala Pada Siswa Kelas V Semester Ii Sdn 3 Demaan Kudus

Rendahnya kualitas pendidikan adalah indikator kurang berhasilnya proses pembelajaran. Jika dianalisis secara umum penyebabnya bisa dari siswa, guru, sarana dan prasarana maupun model pembelajaran yang digunakan. Lebih lanjut ditemukan minat dan motivasi siswa yang rendah, pembelajaran yang monoton, serta sarana dan prasarana yang kurang memadai, akan menyebabkan kurang berhasilnya tujuan pembelajaran. Kegiatan pembelajaran di SDN 3 Demaan yang selama ini digunakan dalam mengajarkan materi perbandingan dan skala ialah siswa mendengarkan penjelasan guru tentang materi kemudian mengerjakan soal latihan di buku tugas atau buku LKS yang dimiliki siswa. Pola belajar siswa cenderung meniru contoh yang telah diajarkan guru sehingga siswa terjebak dalam rutinitas penyelesaian soal yang cenderung monoton. Hal inilah yang menyebabkan pemahaman siswa terhadap konsep matematika kurang optimal. Salah satu model pembelajaran yang dapat mengaitkan pengalaman siswa dalam menemukan sendiri ialah model inkuiri. Model pembelajaran ini menitikberatkan pada keaktifan siswa dalam menemukan suatu pemecahan masalah. Rumusan masalahnya ialah apakah hasil belajar, aktivitas siswa dan keterampilan guru dalam mengelola pembelajaran pada mata pelajaran matematika materi perbandingan dan skala dapat meningkat dengan diterapkannya model inkuiri pada siswa kelas V SDN 3 Demaan Kudus dengan tujuan penelitian mendeskripsikan apakah hasil belajar, aktivitas siswa dan keterampilan guru saat mengelola pembelajaran pada mata pelajaran matematika materi perbandingan dan skala dapat meningkat dengan diterapkannya model inkuiri pada siswa kelas V SDN 3 Demaan Kudus. Hasil belajar matematika adalah keberhasilan yang mencakupi aspek kognitif, afektif dan psikomotorik yang dicapai setelah pembelajaran matematika. Model pembelajaran inkuiri adalah rangkaian kegiatan pembelajaran yang menekankan pada proses berpikir secara kritis dan analitis untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan. Langkah-langkah dalam pembelajaran inkuiri yaitu orientasi, merumuskan masalah, merumuskan hipotesis, mengumpulkan data, menguji hipotesis, dan merumuskan simpulan. Penelitian tindakan kelas dilaksanakan di SDN 3 Demaan Kudus Tahun Pelajaran 2012/2013. Subjek penelitian ini ialah siswa kelas V SDN 3 Demaan yang berjumlah 46 siswa yang terdiri 21 putra dan 25 putri. Variabel bebas dalam penelitian ini ialah model pembelajaran inkuiri. Variabel terikatnya ialah hasil belajar siswa materi perbandingan dan skala. Penelitian tindakan kelas ini menggunakan model PTK menurut Kemmis & Mc. Taggart. Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini ialah test dan non-test. Metode tes berupa tes tertulis dengan soal pilihan ganda pada akhir siklus. Metode non-test berupa lembar observasi yang digunakan untuk menilai ketrampilan guru dalam menerapkan model pembelajaran inkuiri dan menilai aktivitas siswa dalam melakukan pembelajaran. Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan pengamatan, wawancara, dokumentasi foto dan tes. Analisis data yang digunakan adalah data kuantitatif yang berbentuk angka-angka dan data kualitatif yang dinyatakan dalam kata-kata atau simbol. Hasil penelitian terdapat peningkatan rata-rata nilai hasil belajar matematika siswa pada materi perbandingan dan skala yang cukup signifikan antara prasiklus (67,76), siklus I (75,43), dan siklus II (80,86) dan didukung dengan peningkatan aktivitas belajar matematika siswa dari siklus I 67,31% (tinggi) menjadi 75,92% (tinggi) di siklus II. Pengelolaan pembelajaran inkuiri juga mengalami peningkatan dari I 72,5% (tinggi) menjadi 84,1% (sangat tinggi) pada siklus II. Kesimpulan penelitian ini ialah hasil belajar, aktivitas siswa dan keterampilan guru saat mengelola pembelajaran pada mata pelajaran matematika materi perbandingan dan skala dapat meningkat dengan diterapkannya model inkuiri pada siswa kelas V SDN 3 Demaan Kudus. Berpijak dari penelitian ini, peneliti menyarankan kepada (1) siswa; pada saat mengikuti proses pembelajaran hendaknya memperhatikan dengan sungguh-sungguh dan terlibat aktif dalam proses pembelajaran, (2) guru; apabila mengalami permasalahan pembelajaran yang identik seperti yang peneliti hadapi, guru dapat menerapkan model pembelajaran yang inovatif misalnya model pembelajaran inkuiri dan menggunakan media yang bervariasi sebagai alat untuk menarik perhatian siswa dengan tetap mengoptimalkan pembelajaran di kelas, (3) sekolah; sekolah hendaknya menyediakan sarana dan prasarana yang diperlukan untuk memperlancar proses pembelajaran, termasuk media-media pembelajaran