Pengaruh Teknologi Informasi dan Sistem Informasi Akuntansi terhadap Kualitas Lulusan Akuntansi Perguruan Tinggi

Perkembangan TI yang pesat juga mengakibatkan perubahan signifikan terhadap akuntansi. Perkembangan akuntansi berdasar kemajuan teknologi terjadi dalam tiga babak, yaitu era bercocok tanam, era industri, dan era informasi. Peranan TI terhadap perkembangan akuntansi pada setiap babak berbeda-beda. Semakin maju TI, semakin banyak pengaruhnya pada bidang akuntansi. Kemajuan TI mempengaruhi perkembangan sistem informasi akuntansi (SIA) dalam hal pemrosesan data, pengendalian intern, dan peningkatan jumlah dan kualitas informasi dalam pelaporan keuangan. Penelitian ini bertujuan untuk mengamati pengaruh dari penerapan Teknoogi Informasi dan Sistem Informasi Akuntansi terhadap Kualitas Pendidikan Akuntansi lulusan perguruan tinggi, sebatas dari populasi yang sampelnya diambil dari PURA GROUP Kudus, dimana perusahaan tersebut dianggap dapat mewakili, karena telah menggunakan Tehnologi Informasi dan melakukan pengembangan sistem informasi di dalam operasi perusahaannya. Dan karena perusahaan ini banyak merekrut lulusan dari pendidikan tinggi akuntansi dengan cara menunjukkan keuntungan yang didapatkan dengan menerapkan teknologi informasi dan hal-hal penting lainnya dalam mengembangkan SIA. Penelitian ini juga meneliti seberapa pentingnya teknologi informasi dalam mengembangkan SIA dan kemudian seberapa tinggi harapan yang bisa dicapai dalam segi kualitas pendidikan tinggi akuntansi. Untuk mencapai tujuan-tujuan ini, sebuah kuesioner yang terdiri dari empat sesi dibagikan kepada responden dan kemudian datanya diinput kedalam SPSS V17.0. Setelah respon dianalisa, terbukti bahwa kemajuan dalam teknologi informasi dan perkembangan SIA memiliki pengaruh yang positif terhadap kualitas pendidikan tinggi akuntansi. Terbukti hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa secara bersama-sama variabel teknologi informasi dan sistem informasi akuntansi menunjukkan hasil yang positif dan signifikan terhadap kualitas lulusan akuntansi perguruan tinggi yaitu dapat ditunjukkan dari perhitungan uji F sebesar 7,535 sedangkan nilai koefesien determinasi (R2) sebesar 0,457, sehingga variabel independen dapat menjelaskan variable dependen sebesar 0,457 atau 45,7% dan sisanya 54,3% perlu dijelaskan kembali oleh variabel lain. Terlebih lagi, para responden percaya bahwa diperlukan lebih banyak lagi aplikasi-aplikasi teknologi informasi di pendidikan tinggi akuntansi dan lebih besar lagi alokasi kelas-kelas pelatihan bagi mahasiswa pendidikan tinggi akuntansi supaya kualitas pendidikan tinggi akuntansi bertambah dan kesenjangan dalam teori dan praktek akuntansi dapat dijembatani