Keefektifan Bioherbisida Berbahan Baku Tepung Umbi Teki (Cyperus rotundus L.) pada Berbagai Formulasi dan Dosis

Teki (Cyperus rotundus L.) merupakan salah satu gulma berbahaya pada komoditi hortikultura karena mengandung alelokimia yang dapat menghambat perkecambahan tumbuhan. Alelopati tersebut berpotensi untuk digunakan sebagai bioherbisida pratumbuh untuk mengendalikan gulma berdaun lebar dan rumput. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui keefektifan bioherbisida berbahan baku umbi teki pada berbagai formulasi dan dosis. Percobaan ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai Juni 2019 di rumah kaca Kebun Percobaan Cikabayan, IPB University, Bogor, untuk penanaman biji gulma. Penelitian menggunakan rancangan rancangan acak lengkap faktorial dengan tiga ulangan. Faktor pertama adalah formulasi umbi teki (F1: tepung umbi teki, F2: tepung umbi teki + aquades, F3: tepung umbi teki + aquades + surfaktan, F4: maserat, F5: maserat + surfaktan, dan F6: pellet), dan faktor kedua adalah dosis (D1: 22.50 kg tepung ha-1, D2: 45 kg tepung ha-1, dan D3: 67.50 kg tepung ha-1) sehingga terdapat 18 unit perlakuan. Hasil percobaan menunjukkan bahwa semua formulasi bioherbisida berbahan baku tepung umbi teki efektif menekan perkecambahan. Formulasi pellet merupakan formulasi yang direkomendasikan karena dalam pengaplikasiannya lebih mudah dan efisien. Dosis efektif untuk menekan perkecambahan dan pertumbuhan kecambah tanaman uji adalah 45 kg tepung ha-1. Kata kunci : A. gangetica, A. gangeticus, E. crus-galli, maserasi, pelletTeki (Cyperus rotundus L.) is a noxious weed in horticultural commodities because it contains allelochemicals that can inhibit plant germination. The allelopathy has the potential to be used as a pre-emergence bioherbicide to control broad leaves weeds and grasses. The purpose of this study was to determine the effectivity of bioherbicide made from nutsedge tuber based on various formulations and dosages. The research was conducted in March-June 2019 in a greenhouse at the Cikabayan Experimental Station, IPB University, Bogor. The experiment used a factorial completely randomized design with three replications. The first factor was tuber formulations (F1: tuber powder, F2: tuber powder + aquades, F3: tuber powder + aquades + surfactant, F4: Macerate, F5: Macerate + surfactant, and F6: Pellets), and the second factors were the dosage of the tuber powder (22.50 kg powder ha-1, 45 kg powder ha-1, and 67.5 kg powder ha-1) so that there were 18 treatment combinations. The results showed that all bioherbicide formulations made from tuber powder effectively suppress germination. For practical purposes, pellet formulations were recommended because the application is easier and more efficient. Effective dosage for suppressing germination and growth of weed sprouts was equivalent to 45 kg powder ha-1. Keywords: A. gangetica, A. gangeticus, E. crus-galli, macerate, pellet