Analisis Penerapan Penilaian Autentik Pada Pembelajaran Pendidikan Agama Islam di MTs NU Matholibul Huda Soco Dawe Kudus Tahun Pelajaran 2018/2019

Penelitian ini dilakukan karena proses penilaian yang dilakukan pendidik PAI di MTs NU Matholibul Huda Soco Dawe Kudus cenderung masih bersifat cognitive oriented, penilaian lebih menitikberatkan pada pengetahuan dan hafalan peserta didik, padahal proses penilaian tidak hanya bertumpu pada ranah kognitif, tetapi juga mencakup ranah afektif dan psikomotor. Tujuan penelitian ini adalah: (1) Untuk mendeskripsikan penerapan penilaian autentik pada pembelajaran Pendidikan Agama Islam di MTs NU Matholibul Huda Soco Dawe Kudus. (2) Untuk menjelaskan faktor pendukung dan penghambat penerapan penilaian autentik pada pembelajaran Pendidikan Agama Islam di MTs NU Matholibul Huda Soco Dawe Kudus. Jenis penelitian ini yakni penelitian lapangan (field research) dengan pendekatan kualitatif. Lokasi penelitian di MTs NU Matholibul Huda Soco Dawe Kudus. Subjek dalam penelitian ini adalah kepala madrasah, pendidik PAI yakni pengampu mata pelajaran Fiqih dan Al-Qur’an Hadits, serta sebagian peserta didik kelas VII dan VIII. Pengumpulan data menggunakan metode observasi, wawancara, dan dokumentasi. Metode analisis data yang digunakan yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan atau verifikasi. Hasil analisis data yang diperoleh penulis sebagai berikut: Pertama, hasil penelitian menunjukkan bahwa di MTs NU Matholibul Huda Soco Dawe Kudus pendidik telah menerapkan penilaian autentik pada pembelajaran PAI dengan tiga tahap, yakni: perencanaan, pelaksanaan, analisis dan pelaporan hasil penilaian. Penilaian kompetensi pengetahuan menggunakan tes tertulis, tes lisan, dan penugasan. Penilaian kompetensi sikap menggunakan observasi dan jurnal. Penilaian kompetensi keterampilan hanya menggunakan penilaian kinerja/praktik. Kedua, Faktor pendukung penerapan penilaian autentik yakni: adanya aplikasi pengolah nilai, pendidik yang kompeten, jumlah peserta didik dan lokal kelas yang tidak terlalu banyak, serta aktivitas peserta didik. Sedangkan faktor penghambatnya yakni: sosialisasi terkait penilaian autentik kurang bisa difahami oleh pendidik, pendidik kurang mahir pengoperasian komputer, peserta didik belum terbiasa belajar mandiri, waktu pembelajaran yang terbatas, fasilitas sarana prasarana yang terbatas, dan lingkungan yang kurang kondusif-akademik