Implementasi Terapi perilaku Pada Anak Attention Deficit Hiperactivity Disorder (ADHD) Analsis Aspek Sosial Emosional Di RA Tarbiyatul Islam Loram Wetan Jati Kudus Tahun Pelajaran 2018/2019

Penelitian ini bertujuan untuk melihat secara nyata Implementasi Terapi perilaku Pada Anak Attention Deficit Hiperactivity Disorder (ADHD) Analisis Aspek Sosial Emosional Di RA Tarbiyatul Islam Loram Wetan Jati Kudus Tahun Pelajaran 2018/2019. Tujuan penelitian ini adalah: 1) Mengetahui Implementasi Terapi perilaku Pada Anak Attention Deficit Hiperactivity Disorder (ADHD) Analisis Aspek Sosial Emosional Di RA Tarbiyatul Islam Loram Wetan Jati Kudus, 2) Mengetahui keberhasilan Terapi perilaku Pada Anak Attention Deficit Hiperactivity Disorder (ADHD) Analisis Aspek Sosial Emosional Di RA Tarbiyatul Islam Loram Wetan Jati Kudus. Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research), yakni suatu kegiatan penelitian dimana unsur-unsur seperti pengumpulan datanya dilakukan di lapangan yang menjadi obyek dari penelitian. Fokus dalam penelitian ini adalah pembelajaran di RA Tarbiyatul Islam Loram Wetan Jati Kudus. Pengumpulan data menggunakan metode observasi, wawancara dan dokumentasi. Metode analisis data yang digunakan yaitu reduksi data, penyajian data, penarikan kesimpulan dan verifikasi. Hasil analisis data dapat diperoleh bahwa terdapat perilaku anak dengan kondisi ADHD di RA Tarbiyatul Islam Loram Wetan Jati Kudus sebagai berikut: 1 ) Anak sering mengganggu teman, tidak mau mengerjakan tugas, 2) Anak mempunyai perilaku yang ditandai dengan berbagai keluhan perasaan gelisah, tidak bisa diam, tidak bisa duduk dengan tenang, 3) Anak suka menjerit-jerit. Implementasi terapi perilaku pada anak ADHD di RA Tarbiyatul Islam Loram Wetan Jati Kudus adalah: 1) Untuk meredakan perilaku yang sering mengganggu teman, tidak mau mengerjakan tugas, dengan didekati dan berbicara serta memberikan reward dan hukuman. Cara yang digunakan tersebut dinamakan desensitisasi sistematis. 2) Pada perilaku yang ditandai dengan berbagai keluhan perasaan gelisah, tidak bisa diam, tidak bisa duduk dengan tenang, dengan cara memberikan hukuman dan hadiah yang sama secara berulang-ulang sampai anak menimbulkan perasaan cemas. Setalah perasaan cemas menghilang maka anak akan menghampiri guru dan meminta hadiahnya. Hukuman dan hadiah diberikan secara konsisten. Cara tersebut dinamakan terapi implosif. 3) Pada kondisi anak yang suka menjerit-jerit, diajak bermain peran dengan menirukan suara binatang misalnya pada tema binatang disuruh untuk menirukan suara kucing, monyet, dan ayam. Cara yang digunakan disebut latihan perilaku asertif. Keberhasilan terapi perilaku pada anak ADHD di RA Tarbiyatul Islam Loram Wetan Jati Kudus dilihat dari hasil belajar anak yang dapat berkembang sesuai harapan dalam proses penilaian yang diberikan guru. Perkembangan aspek sosial emosional anak ADHD ditandai dengan anak mampu berinteraksi dengan guru, teman sebaya, dan lingkungan sosialnya serta mampu menyesuaikan diri