Penanaman Nilai Agama dan Moral melalui Pembiasaan Sholat Dhuha pada Kelompok B RA Al Junaidiyah 2 Papringan Kaliwungu Kudus

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pelaksanaan penanaman nilai agama dan moral melalui pembiasaan sholat dhuha pada kelompok B RA Al Junaidiyah 2 Papringan Kaliwungu Kudus. Untuk mengetahui faktor pendukung dan penghambat pelaksanaan penanaman nilai agama dan moral melalui pembiasaan sholat dhuha pada kelompok B RA Al Junaidiyah 2 Papringan Kaliwungu Kudus. Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research), yaitu penelitian dengan karakteristik masalah yang berkaitan dengan latar belakang dan kondisi saat ini dari subyek yang diteliti, serta interaksinya dengan lingkungan. Teknik pengumpulan data menggunakan metode observasi, wawancara dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik yang bersifat induktif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sholat dhuha dilaksanakan setiap hari pada jam 10.00 WIB sebelum pulang. Aspek yang dikembangkan dalam pelaksanaan sholat dhuha meliputi aspek kognitif, yaitu kemampuan siswa untuk melafalkan bacaan sholat, khususnya sholat dhuha, anak mengetahui hukum sholat dhuha, anak mengetahui definisi sholat dhuha, anak mengetahui batasan aurat laki-laki dan perempuan, anak mengetahui kaifiyah sholat dhuha, anak bisa wudhu dengan baik. Kemudian aspek sosial emosional yaitu sikap sosial siswa untuk mampu antri secara tertib saat pelaksanaan wudhu sebelum sholat, dan rapi urut sesuai shaf saat sholat dhuha akan dilaksanakan. Untuk penanaman moral, hasil yang dapat dicapai yaitu anak dapat bekerja sama dengan teman, anak mentaati peraturan yang ada di sekolah, anak saling membantu dengan temannya, anak-anak sabar antri dalam berwudhu, anak dapat membedakan perbuatan baik dan buruk. Faktor pendukung Penanaman Nilai Agama dan Moral Melalui Pembiasaan Sholat Dhuha pada Kelompok B RA Al Junaidiyah 2 Papringan Kaliwungu Kudus yaitu 1) tempat wudhu yang memadai yang terdiri dari 4 kran wudhu; 2) Dua buah kamar mandi; 3) kelas yang memadai; 4) teras yang cukup untuk melaksanakan sholat dhuha; 5) guru yang kompeten di bidang agama. Faktor penghambat dari dalam yaitu pihak sekolah belum mempunyai tempat khusus (musholla) untuk pelaksanaan sholat dhuha. Serta pihak sekolah belum bisa menyediakan peralatan sholat bagi siswa dan siswi, sehingga selama ini siswa membawa sendiri dari rumah