Hak waris pasangan suami istri beda agama perspektif hukum perdata dan hukum islam (studi di kelurahan bandar jaya timur terbanggi besar)

Hukum Islam secara tegas melarang orang muslim mewarisi non-muslim. Sedangkan hukum perdata tidak menegaskan mengenai pembagian harta warisan pasangan suami istri yang beda agama. Namun kenyataannya yang terjadi di Kelurahan Bandar Jaya Timur Kecamatan Terbanggi Besar Kabupaten Lampung Tengah, diketahui terdapat suatu praktek pembagian harta waris dari pasangan suami istri yang beda agama yang terjadi sekitar bulan Oktober 2018. Kasus tersebut bermula dari pernikahan beda agama yang berlangsung sekitar tahun 1989, diketahui suami beragama Hindu dan Istri beragama Islam, dari pernikahan tersebut sudah memperoleh dua anak laki-laki dan perempuan. Kemudian pada bulan Oktober 2018, suami dari pernikahan beda agama tersebut meninggal dunia dan meninggalkan harta benda dan kemudian diwariskan kepada istri dan anakanaknya. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hak waris pasangan suami istri beda agama perspektif hukum perdata dan hukum Islam di Kelurahan Bandar Jaya Timur Terbanggi Besar. Penelitian ini adalah penelitian lapangan dengan menggunakan pendekatan kualitatif yang bersifat deskriptif analitik. Sumber data ada tiga yaitu primer dan sekunder. Metode pengumpulan data yaitu, obserasi, wawancara dan dokumentasi. Sedangkan analisis data menggunakan metode induktif. Teknik yang digunakan untuk menetukan keabsahan data dalam penelitian ini yaitu: Triangulasi. Berdasarkan pada uraian di atas dapat disimpulkan bahwa Praktek pembagian waris di kelurahan Bandar Jaya Timur, pewaris beragama Hindu sedangkan istrinya selaku ahli waris beragama Islam. Dari awal pernikahannya sudah tidak tercatat oleh negara dan tidak sah oleh agama Islam, dikarenakan kedua pasangan tersebut berbeda agama, sehingga status pernikahannya pun tidak sah. Ketentuan KUHPerdata semua bagian ahli waris adalah sama, tidak membedakan apakah anak, atau saudara, atau ibu dan lain-lain, semua sama rata. Mengenai status hak waris bagi pasangan suami istri yang beda agama, baik itu dalam KUHPerdata maupun hukum Islam, mereka tidak berhak untuk saling mewarisi karena perkawinannya saja dilarang dan tidak sah. Namun, berdasarkan perkembangan istri yang berlainan agama berdasarkan Amar Putusan Mahkamah Agung, Nomor Register 16 K/AG/2010 memutuskan hak waris isteri yang berbeda agama dengan suaminya dengan memberikan bagian berupa wasiat wajibah.xi, 80 hlm. : 29x20 cm