Perancangan Film Pendek Fiksi dengan Latar Gunung Argopuro Sebagai Media Eksplorasi Panorama Alam dan Pendakian

Kegiatan pendakian adalah salah satu alternatif wisata, Indonesia sendiri merupakan negara yang memiliki rangakian gunung. Gunung Argopuro adalah salah satu gunung yang diperbolehkan untuk aktivitas pendakian. Sebagai trek pendakian terpanjang se-Jawa gunung ini menyimpan kekayaan alam dan sejarah. Potensi yang dimiliki gunung Argopuro belum banyak terangkat secara komprehensif, selain itu kegiatan pendakian merupakan wisata dengan peminatan khusus, maka harus ada persiapan lebih sebelum melaksanakannya. Metode yang dipakai untuk pengerjaan film pendek fiksi ini adalah metode observasi, wawancara mendalam, dan studi literatur. Observasi dilakukan untuk mengetahui secara langsung kondisi aktual di gunung Argopuro. Wawancara mendalam difungsikan sebagai sumber data yang valid, memperkaya opsi pembangunan cerita dan pengawal kualitas film. Literatur di sini beragam, dari buku, website, dan video. Semua metode itu akan bermuara pada pengembangan naskah cerita dan turunannya. Film pendek fiksi dengan latar gunung Argopuro memiliki pendekatan cerita kisah keluarga dalam karakternya agar penonton secara umum memiliki investasi emosi dalam proses berjalannya cerita. Untuk sinematografi akan merangkum alam gunung Argopuro yang divisualkan secara megah. Durasi dari film ini adalah 24 menit dengan metode bercerita struktur 3 babak. Judul dari film ini adalah “Kalam Perjalanan dan Hijau Gunung” dengan muatan tentang pengenalan pesona gunung Argopuro serta etika pendakian. ======================================================================================================== Mountaineering activities is one of alternative tourism and Indonesia is a country that has a mountains. Argopuro mountain is a one of hikeable mountain by the nation rules. As the longest track in Java Argopuro has a enchanted nature and history. The potential possessed by Argopuro Mountain has not been widely raised, other than that mountaineering activities are tourism activity with special field of interest, there must be more preparation before carrying out. Several methods were chosen to support the validity of the fiction short film, including observations, in-depth interviews and literature studies. Observation was carried out to know the actual conditions in the field. In-depth interviews function as a valid data source, enriching story development options and overseeing film quality. The literature here are diverse, from books, websites and videos. All of these methods will lead to the development of story scripts and their derivatives. Fiction short films with the exploration of Mount Argopuro have a family story approach in a character to make audience in common has a emotional investment in the process of the story. For the cinematography will shot Argopuro landscape epicly. The movie duration is 24 minute with story metode 3 act structure. The title for this movie is “Story of a Journey and Hijau Gunung ,” and has a message about Argopuro beauty landscape and mountaineering ethic