Rancangan Jaringan Rantai Pasok Dengan Konsolidasi Fasilitas Dan Permintaan Pasar Pasca Akuisisi: Studi Kasus PT Semen Indonesia (Persero) Tbk.

Penelitian ini membahas permasalahan strategis yang dihadapi oleh produsen semen yang memiliki pangsa pasar terbesar di Indonesia setelah mengakuisisi pesaing. Permasalahan strategis ini meliputi penentuan alokasi fasilitas produksi yang tepat untuk melayani suatu area permintaan, keputusan untuk tetap mengoperasikan dan atau menghentikan operasi fasilitas grinding plant dan atau packing plant, penentuan jumlah clinker yang dikirim dari pabrik semen terintegrasi ke grinding plant, penentuan jumlah cement bulk yang dikirim dari pabrik semen terintegrasi ke packing plant dan penentuan jumlah produksi semen di masing-masing fasilitas produksi. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan merancang jaringan rantai pasok untuk meminimalkan total biaya tahunan dalam memenuhi permintaan semen di semua area pemasaran di Indonesia. Jaringan rantai pasokan dimodelkan secara matematis dan solusi optimal diselesaikan dengan menggunakan metode Mixed Integer Linear Programming (MILP) dengan mempertimbangkan biaya tetap infrastruktur fasilitas, biaya produksi clinker, semen curah dan semen dalam kantong serta biaya transportasi. Hasil penelitian memberikan rekomendasi bahwa dalam situasi pasar yang oversupply saat ini untuk menutup 21 dari 31 unit packing plant dan 2 dari 3 unit grinding plant serta alokasi distribusi material (clinker, semen curah dan semen dalam kantong) antar fasilitas produksi dan zona market. Tingkat utilisasi diperoleh sebesar 76,6% dari total kapasitas integrated cement plant yang dimiliki setelah akuisisi. ========================================================================================================= This study addresses a supply chain network design by considering company acquisition. This issue encountered by the largest market share cement manufacturer in Indonesia, which is PT Semen Indonesia (Persero) Tbk. This problem consists of determining the right allocation of production facilities to serve an area of demand, the decision to continue to operate or stop the operation of a grinding plants and or packing plants, determining the number of clinkers sent from the integrated cement plants to the grinding plants and the determination of the amount of cement production in each production facility. This research was conducted with the aim of designing the supply chain network in order to minimize total annualized cost in meeting demand in all marketing areas in Indonesia. The supply chain network is mathematically modelled and the optimal solution is solved using the mixed integer linear programming (MILP) method by considering the fixed costs of facility infrastructure, clinker and cement in bag and bulk unit production and distribution costs. The results provide recommendation that in the current oversupplied market situation to close 21 out of the 31 units of the packing plant and 2 of 3 units of the grinding plant along with the allocation of each facility with a utilization rate of 76.6% of the total capacity of integrated cement plant owned after the acquisition