Efektivitas Penyediaan Perumahan oleh Perumnas dalam Menangani Masalah Housing Backlog di Kabupaten Gresik

Surabaya Metropolitan Area merupakan wilayah konsentrasi berbagai kegiatan khususnya kegiatan pusat pemerintahan dan ekonomi. Hal ini mengakibatkan proses migrasi penduduk ke Kota Surabaya semakin lama semakin meningkat. Peningkatan jumlah penduduk di kawasan perkotaan tidak dapat diimbangi ketersediaan perumahan yang layak dan terjangkau karena lahan yang terbatas. Sehingga penyediaan dan kebutuhan perumahan untuk perkotaan saat ini sudah melebar hingga ke daerah peri urban. Sebagai daerah yang memiliki kedekatan secara geografis dengan Kota Surabaya serta didukung oleh kelengkapan infrastruktur pendukung, Kabupaten Gresik menjadi salah satu pilihan lokasi hunian bagi masyarakat urban Kota Surabaya. Kabupaten Gresik pada tahun 2018 memiliki jumlah housing backlog sebesar 16.482 unit rumah dan diproyeksikan pada tahun 2035 mengalami housing backlog sebesar 1.700.708 unit rumah dengan asumsi ketersediaan rumah dengan tipe landed housing. Perumnas sebagai kepanjangan tangan Pemerintah dalam bidang perumahan dan kawasan permukiman dapat menjadi alternatif solusi dalam penyediaan perumahan di Kabupaten Gresik, sehingga diperlukan adanya penilaian signifikansi kontribusi penyediaan perumahan oleh Perumnas dalam upaya mengatasi masalah housing backlog di Kabupaten Gresik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat efektivitas penyediaan perumahan oleh Perumnas dalam menangani masalah housing backlog di Kabupaten Gresik. Penelitian ini menggunakan tiga tahap analisis. Tahap pertama yakni menghitung jumlah housing backlog di Kabupaten Gresik dengan analisis backlog perspektif kepenghunian. Tahap kedua dilakukan analisis kebijakan dan implementasi Perumnas terkait penyediaan perumahan di Kabupaten Gresik menggunakan metode content analysis. Tahap ketiga dilakukan penilaian tingkat efektivitas penyediaan perumahan oleh Perumnas dalam menangani masalah housing backlog di Kabupaten Gresik yang dibagi menjadi tiga yakni: tingkat keterhunian perumahan, kesesuaian dengan arahan rencana tata ruang dan ketercapaian mengurangi angka housing backlog. Berdasarkan penilaian tiga indikator yang telah ditentukan didapatkan data bahwa penyediaan perumahan oleh Perumnas dalam menangani masalah housing backlog kurang efektif. Lokasi perumahan sudah sesuai dengan rencana pola ruang yang tertulis dalam RTRW Kabupaten Gresik Tahun 2010 – 2030 namun tingkat keterhunian perumahan rendah karena Perumnas saat ini fokus terhadap segmen masyarakat menengah dan menengah atas serta menyediakan unit rumah untuk tujuan investasi. Selain itu Perumnas belum memberikan kontribusi yang signifikan dengan hanya mampu menjawab 0,78% dari jumlah housing backlog Kabupaten Gresik di tahun 2019. ========================================================= Surabaya Metropolitan Area is a concentration area of various sectors, especially central government and economic activities. Thus increasing the citizen migration rate into Surabaya City. The increasing population in urban areas cannot be offset by the availability of adequate and affordable housing due to limited land. As the consequences, the supply and needs of housing now widened into peri urban areas. As an area that has geographical proximity to the Surabaya City also supported with adequate infrastructure, Kabupaten Gresik becomes residential choice for urban communities in Surabaya. In 2018, Kabupaten Gresik has 16.482 units of housing backlog and is projected to be increased to 1.700.708 units in 2035, with assuming the availability of types landed housing. Perumnas as a representative of the Government in the housing sector can be an alternative solution in the provision of housing in Kabupaten Gresik. So it is necessary to assess the significance of the contribution of housing provision by Perumnas as an effort to overcome the problem of housing backlog in Kabupaten Gresik. This study aims to determine the effectiveness of providing housing by Perumnas on handling the housing backlog problems in Kabupaten Gresik. This study uses three stages of analysis. The first stage is counting the number of housing backlog in Kabupaten Gresik with a backlog analysis of occupancy perspectives. The second phase is to analyzing the policy and the implementation of the Perumnas related to housing provision in Kabupaten Gresik using the method content analysis (CA). The third stage is assessing the effectiveness of providing housing by Perumnas on handling the housing backlog problems in Kabupaten Gresik, which were divided into three: housing occupancy level, conformity with the direction of the spatial plan and achievement to reduce the number of housing backlog. Based on the assessment of three predetermined indicators obtained data that the provision of housing by Perumnas on handling housing backlog problem is less effective. The location of housing is in accordance with the spatial plan written in the Kabupaten Gresik Spatial Plan (RTRW) for 2010 - 2030 but the occupancy rate of housing is low because Perumnas currently focuses on the middle and upper middle class segments and provides housing units for investment purposes. In conclusion, Perumnas has not csignificantly ontributing by only being able to answer 0.78% of the total housing backlog in Kabupaten Gresik in 2019