Monitoring Perubahan Permukaan Tanah Di Kawasan Lumpur Sidoarjo Dan Sekitarnya Menggunakan Metode Ps-Insar Dengan Data Sentinel-1 Pada Tahun 2017 - 2019

Lumpur Sidoarjo merupakan peristiwa munculnya semburan lumpur dan gas dari dalam bumi menuju kepermukaan. Lokasi semburan lumpur ini terjadi di pusat pengeboran PT. Lapindo Brantas yang berada di Dusun Balongnongo, Desa Renokenogo, Kecamatan Porong, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur. Tragedi Lumpur Sidoarjo dimulai pada Mei 2006, peristiwa ini menjadi penyebab terjadinya penurunan permukaan tanah disekitar pusat semburan Lumpur Sidoarjo. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui besar perubahan permukaan tanah yang terjadi pada daerah di sekitar kawasan semburan Lumpur Sidoarjo, memanfaatkan data Sentinel-1 pada tahun perekaman 2017 hingga 2019. Penurunan permukaan tanah di kawasan Lumpur Sidoarjo yang cenderung mengecil setelah 10 tahun semenjak semburan pertama kali muncul. Penelitian ini menggunakan metode Permanent Scatterer InSAR (PS-InSAR), dengan analisis perbedaan nilai ambang batas koherensi yang mempengaruhi dalam mendapatkan besar nilai perubahan permukaan tanah. Hasil perubahan permukaan tanah yang terjadi disekitar kawasan Lumpur Sidoarjo cenderung menurun seiring berjalannya waktu. Hal ini ditandai dengan berkurangnya cumulative displacement dan velocity rata-rata jika dibandingkan dengan awal kemunculan LUSI dan penelitian terdahulu. Dalam penelitian ini total subsidence pada wilayah Barat pusat semburan LUSI 40 mm dengan velocity penurunan rata – rata 19 mm/tahun. Untuk wilayah bagian timur LUSI terjadi total subsidence 60 mm dengan velocity penurunan rata-rata 24 mm/tahun. Subsidence dan velocity ini adalah nilai rata-rata pada setiap ambang batas koherensi yang digunakan dalam penelitian ini. ================================================================================================= Sidoarjo mud is an event where mud and gas erupts from the earth toward the surface. The location of the mudflow occurred at the drilling center of PT. Lapindo Brantas located in Balongnongo Hamlet, Renokenogo Village, Porong District, Sidoarjo Regency, East Java. The Sidoarjo Mud Tragedy began in May 2006, this event caused a decline in land surface around the Sidoarjo Mudflow center. The purpose of this study was to determine the level of land surface changes that occurred in the area around the Sidoarjo mudflow area, utilizing Sentinel-1 data in the recording year 2017 to 2019. Land subsidence in the Sidoarjo mud area which tends to decrease after 10 years since the first burst times appear. This study uses the Permanent Scatterer InSAR (PS-InSAR) method, with analysis of differences in the value of the coherence threshold that affects in obtaining a large value of land surface changes. The results of land surface changes that occur around the Sidoarjo mudflow area tend to decrease over time. This is marked by the reduction in cumulative displacement and average velocity when compared to the initial appearance of LUSI and previous studies. In this study, total subsidence in the central west area of LUSI bursts 40 mm with an average velocity decrease of 19 mm/year. For the eastern part of LUSI, total subsidence of 60 mm occurred with an average velocity of 24 mm/year. This subsidence and velocity are the average values at each coherence threshold used in this study