Desain Elite Special Forces Hovercraft (ESFH) Capstone Untuk Perairan Provinsi Papua

Pada era pemerintahan Presiden Ir. H. Joko Widodo saat ini, tepatnya 2 periode yang sedang berjalan, wilayah Indonesia bagian Timur menjadi incaran karya misi pembangunan. Di era pemerintahan ini pula, Bapak Presiden telah merombak mitos sentralisasi pembangunan yang sebelumnya hanya fokus di wilayah barat. Banyaknya isu kasus yang bermunculan seperti 31 pekerja proyek jembatan di jalur Trans Papua yang tewas dibunuh Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) yang diduga pemberontak menjadi perhatian khusus saat ini, dimana dalam artian kompleks perlunya sistem keamanan dan keselamatan yang ketat dalam era pembangunan pada kawasan Indonesia bagian Timur. Hal ini yang menjadi bahan untuk pengerjaan Tugas Akhir penulis, dimana diperlukannya kendaraan khusus untuk menjaga keamanan dan keselamatan pada era pembangunan pada kawasan ini. Hovercraft merupakan kendaraan yang tepat untuk menjaga territorial perairan dan pesisir pantai, ini dikarenakan Hovercraft memiliki banyak kelebihan, bukan hanya sebagai kendaraan amfibi (dapat berjalan didarat maupun laut), melainkan hovercraft ini juga dapat mengoptimalkan fungsi waktu dimana dalam dunia militer fungsi ini merupakan fungsi yang sangat vital seperti kegiatan penyergapan dan penyusupan. Kapal yang didesain memiliki payload 90 pasukan elit khusus , 12 orang crew, 1 tank Harimau PT.Pindad, 4 anoa Amphibious PT.Pindad, 90 senjata SS2-V5 PT.Pindad dengan ukuran utama Panjang (Loa): 57.52 m; Lebar (B): 25.22 m; Tinggi (H): 3.22 m; Sarat (T) 1.61 m; Kecepatan (Vs): 40 Knot dengan rute dari Bandar Udara Ewer menuju Kabupaten Nduga melewati Sungai Agats, Provinsi Papua. Biaya pembangunan kapal sebesar Rp 1,802,911,716. Prototype yang dibuat dengan skala 1:110. ==================================================================================================================== In the era of President Ir. H. Joko Widodo right now, exactly 2 periods are ongoing, the eastern part of Indonesia has become the target of development mission work. In this era of government too, Mr. President has overhauled the myth of centralization of development which previously only focused on the western region. The number of case issues that have arisen such as 31 bridge project workers on the Trans Papua route killed by the Armed Criminal Group (KKB) who are suspected of being rebels is of particular concern at this time, which in terms of the complex need for a tight security and safety system in the era of development in parts of Indonesia East. This is the material for the work of the author's Final Project, where special vehicles are needed to maintain security and safety in the era of development in this region. Hovercraft is the right vehicle to maintain territorial waters and coastal areas, this is because Hovercraft has many advantages, not only as an amphibious vehicle (can run on land or sea) but this hovercraft can also optimize the function of time wherein the military world this function is a function that very vital such as ambushes and infiltration activities. The ship was designed to have a payload of 90 special elite troops, 12 crew members, 1 PT. Pindad Tiger tank, 4 Amphibious PT.Pindad, 90 SS2-V5 PT.Pindad weapons with the main size Length (Loa): 57.52 m; Width (B): 25.22 m; Height (H): 3.22 m; Loaded (T) 1.61 m; Speed (Vs): 40 Knots with the route from Ewer Airport goes to Nduga District across the Agats River, Papua Province. The cost of building the ship is Rp. 1,802,911,716. The prototype made with a scale of 1:110