Pemodelan Transpor Sedimen untuk Pemeliharaan Kedalaman Pelabuhan (Studi Kasus: Teluk Lamong, Surabaya)

Kota Surabaya memiliki pelabuhan terbesar dan tersibuk kedua di Indonesia setelah Tanjung Priok yaitu Pelabuhan Tanjung Perak. Aktivitas pelabuhan yang padat dan didukung dengan lokasinya yang berdekatan dengan muara sungai, menjadikan pelabuhan ini berpotensi mengalami sedimentasi. Oleh karena itu, perlu dilakukan perawatan kedalaman secara rutin dan berkala untuk menjaga kedalaman suatu kolam dan alur pelayaran. Dalam penelitian ini dilakukan analisa pemodelan arus dan pola sebaran sedimen di Pelabuhan Tanjung Perak menggunakan metode simulasi numerik dengan beberapa parameter seperti data batimetri, pasang surut air laut, angin, dan river discharge. Pada penelitian ini didapatkan nilai kecepatan arus terbesar terjadi pada saat surut purnama dengan kecepatan arus maksimum 0,440 m/s. Sedangkan arah arus yang terjadi bergerak dari arah pesisir perairan Teluk Lamong menuju ke alur pelayaran. Berdasarkan hasil pola transpor sedimen, nilai sebaran sedimen paling besar terjadi pada saat pasang surut purnama (spring tide) dengan nilai erosi lebih dari -0,100 m dan sedimentasi lebih dari 0,800 m. Aktivitas erosi dan sedimentasi terbesar terjadi di Pelabuhan Tanjung Perak dan Pelabuhan Teluk Lamong. Dampak dari pola transport sedimen tersebut menghasilkan aktivitas pendangkalan atau sedimentasi terbesar yang terjadi pada Pelabuhan Terminal Teluk Lamong dengan pendangkalan sebesar 138,675 mm/bulan yang terjadi pada koordinat 685250,000 m; 9204860,000 m. Sedangkan penambahan kedalaman terbesar terjadi pada Pelabuhan Tanjung Perak dengan penambahan sebesar -0,911 mm/bulan yang terjadi pada koordinat 688800,000 m; 9204100,000 m. ================================================================================================================== The city of Surabaya has the second largest and busiest port in Indonesia after Tanjung Priok, namely the Port of Tanjung Perak. Dense port activity and supported by its location close to the river mouth, has made this port potential for sedimentation. Therefore, it is necessary to carry out routine and periodic depth maintenance to maintain the depth of a pond and shipping channel. In this research, analysis of current modeling and sediment distribution patterns in Tanjung Perak Port using numerical simulation methods with several parameters such as bathymetry data, tides, wind, and river discharge. In this study, it was known that the greatest current velocity occurs at low tide with a maximum current velocity of 0.440 m/s. While the direction of the current that occurs moves from the coastal direction of the waters of Lamong Bay to the shipping channel. Based on the results of the sediment transport pattern, the greatest value of sediment distribution occurs during the spring tide with an erosion value of more than -0.100 m and sedimentation of more than 0.800 m. The largest erosion and sedimentation activities occurred at Tanjung Perak Harbor and Teluk Lamong Harbor. The impact of this sediment transport pattern resulted in the largest silting activity or sedimentation that occurred at the Teluk Lamong Terminal Port with silting as much as 138.675 mm/month which occurred at coordinates 685250.000 m; 9204860.000 m. Meanwhile, the largest increase in depth occurred at the Port of Tanjung Perak with an increase of -0.911 mm/month which occurred at coordinates 688800.000 m; 9204100.000 m