Pengaruh Variasi Bentuk Pelat Sambung Terhadap Beban Lateral Puncak Dan Kekakuan Akibat Beban Siklik (Quasi-Statis) Pada Portal Canai Dingin 2d

Penggunaan material canai dingin pada konstruksi sudah banyak digunakan pada konstruksi atap, tetapi belum banyak digunakan pada bangunan tingkat sederhana tahan gempa, sehingga perlu penelitian dalam hal tersebut. Di Negara Indonesia, gaya gempa tidak dapat diabaikan pada perencanaan konstruksi karena Indonesia berada di antara 3 lempeng bumi, yaitu Lempeng Eurasia, Lempeng Indo -Australia, dan Lempeng Pasifik sehingga dapat menyebabkan keruntuhan apabila struktur tidak mampu menahan gempa. Pada penelitian ini, gaya gempa direpresentasikan oleh beban siklik berupa beban lateral pada struktur portal yang terbuat dari material canai dingin yang sudah dilakukan uji kuat tarik dengan profil ukuran 40.40.0,4 mm untuk kolom dan 20.40.0,4 mm untuk balok. Portal tersebut memiliki dua lantai dengan tinggi total 106 cm dan lebar 50 cm dengan lantai dua berada di jarak 50 cm dari bawah. Sambungan pada setiap pertemuan balok dan kolom menggunakan sekrup dan menggunakan pelat sambung dari material canai dingin dengan variasi bentuk siku (Kode SK) dan segitiga (Kode SG) masing-masing 3 buah benda uji. Pada penelitian ini digunakan metode displacement control untuk menentukan beban yang dapat bekerja pada setiap kenaikan drift. Alat yang digunakan pada saat pengujian berupa loading frame, load cell, LVDT, dan hydraulic jack. Hasil akhir dari penelitian ini merupakan beban lateral puncak, nilai kekakuan struktur, dan penurunan kekakuan struktur dari masing-masing variasi benda uji. Hasil pengujian menyatakan bahwa nilai rata – rata beban lateral dari kedua variasi benda uji tersebut adalah 5,25 kg untuk benda uji portal dengan kode SK dan 3,92 kg untuk benda uji portal dengan kode SG. Hasil tersebut kemudian digunakan untuk menentukan nilai kekakuan benda uji. Berdasarkan hasil perhitungan dengan metode tangensial dan secant, benda uji kode SK memiliki nilai rata - rata kekakuan sebesar 1,009 kg/cm untuk metode tangensial dan 0,753 kg/cm untuk metode secant. Sedangkan benda uji kode SG memiliki nilai rata – rata kekakuan sebesar 0,752 kg/cm untuk metode tangensial dan 0,635 kg/cm untuk metode secant. Semakin besar beban yang ditahan oleh struktur, maka semakin besar kekakuannya. Nilai kekakuan akan mengalami penurunan diiringi dengan nilai beban lateral yang semakin kecil dan perpindahan lateral yang semakin besar. Penurunan kekakuan dapat dihitung dengan menggunakan metode peak to peak. Hasil dari perhitungan menunjukkan bahwa benda uji kode SK memiliki nilai persen kekakuan yang lebih kecil dari kode SG. Kekakuan mengalami penurunan dari 100% menjadi 62,50% untuk benda uji kode SK dan 70,32% pada benda uji kode SG. Sehingga, pada penelitian ini perbedaan bentuk pelat sambung pada struktur portal memberikan pengaruh pada besarnya beban lateral, kekakuan, dan penurunan kekakuan struktur