Analisis Pengendalian Kualitas Proses Produksi Keripik Nangka Menggunakan Metode Six Sigma Pada Cv. Kajeyefood, Malang

Nangka berasal dari India dan tumbuh hampir di seluru Indonesia. Salah satu diversifikasi produk buah nangka adalah keripik nangka. CV. Kajeyefood merupakan produsen keripik nangka di Malang. Keripik nangka banyak diminati oleh konsumen. Semakin tinggi minat konsumen, menuntut produsen menjaga kualitas agar unggul dalam bersaing. Perbedaan kualitas keripik nangka mempengaruhi harga jual produk. Produksi keripik nangka memiliki beberapa jenis cacat, seperti keripik patah, gosong dan berminyak. Jumlah keripik patah 14,13% dan keripik gosong 3,8% dari total produksi 2018 sebanyak 14.086,5kg. Produk tersebut tetap dapat dijual, walaupun dengan harga lebih murah. Masalah tersebut perlu diidentifikasi penyebab dan dicari solusi perbaikan, sehingga dapat meminimalkan produk cacat selama produksi. Six Sigma adalah metodologi terstruktur untuk mengurangi variasi proses, sehingga dapat digunakan untuk peningkatan kualitas. Prioritas penyebab kegagalan disusun menggunakan Fuzzy Failure Mode Effect Analyze (FMEA). Tujuan penelitian ini untuk mengetahui nilai Sigma produksi, faktor penyebab, dan usulan perbaikan untuk meminimalkan cacat produk keripik nangka. Proses penirisan dan penggorengan CV. Kajeyefood memiliki nilai Sigma 2,19 dan 3,31. Nilai Sigma tersebut sudah mencapai standar nilai industri Indonesia. Keripik patah dan gosong disebabkan oleh faktor material, metode, dan manusia. Berdasar hasil analisis, prioritas penyebab cacat meliputi kondisivii dagung buah berbeda tingkat ketebalan, waktu penirisan dan penggorengan terlalu lama. Usulan perbaikan yaitu penerapan SOP secara lebih detail dengan memberkan informasi waktu atau suhu proses sesuai tingkat ketebalan dan kematangan. Pelatihan berkala menyebabkan pekerja lebih mengetahui teknis pekerjaan dan peningkatan komunikasi seperti dilakukan briefing dan evaluasi dengan pekerja. Usulan diharapkan meminimalkan produk cacat