Resolusi Konflik Antara Sopir Angkutan Kota dengan Pengemudi Transportasi Berbasis Online di Kota Malang

Penelitian ini membahas tentang resolusi konflik antara sopir angkutan kota dengan pengemudi transportasi berbasis online di Kota Malang. Tujuan dari penelitian ini adalah melihat resolusi secara yuridis dan kultural antara sopir angkutan kota dengan pengemudi transportasi berbasi online. Penelitian ini menggunakan konsep Johan Galtung tentang tiga proses resolusi konflik. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara, dan dokumentasi. Teknik penentuan informan dalam penelitian ini menggunakan cara purposive (secara sengaja). Berdasarkan analisis yang dilakukan, hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa resolusi yang ditawarkan Johan Galtung relevan dengan kondisi konflik yang terjadi antara sopir angkutan kota dan pengemudi transportasi berbasis online di Kota Malang, namun terdapat resolusi lain yang ditawarkan dari penelitian ini yaitu tentang resolusi kultural, dimana terjadi negosiasi dan mediasi melibatkan pihak lain seperti preman dalam penyelesaian konflik. Pembentukan paguyuban atau kelompok kelompok kecil dari pengemudi transportasi berbasis online juga menjadi salah satu resolusi untuk mengakomodir kelompok kelompok tertentu menjadi lebih mudah. Solusi tersebut dianggap menjadi sesuatu yang menguntungkan bagi kedua belah pihak, namun faktanya solusi tersebut berpotensi menimbulkan konflik antar kelompok kelompok kecil tersebut