Pemanfaatan Media Sosial Instagram Sebagai Media Aktualisasi Diri Waria di Kota Malang (Studi Fenomenologi Waria Pengguna Media Sosial Instagram

Penelitian ini membahas tentang waria yang merupakan kelompok masyarakat yang minoritas yang sampai saat ini keberadaannya belum bisa diterima oleh semua masyarakat. Sementara itu, bagi waria, mengerjakan sesuatu yang disukainya dengan gembira dan hati yang ikhlas (aktualisasi diri) masih mengalami kesulitan baik di dalam keluarganya, terlebih lagi di dalam masyarakat. Masyarakat juga masih menganggap waria melanggar norma. Akibat adanya diskriminasi oleh masyarakat mengakibatkan adanya eksklusi sosial. Media sosial Instagram dimanfaatkan oleh beberapa waria sebagai salah satu media aktualisasi diri. Salah satu motif seseorang menggunakan media sosial Instagram adalah motif convenience. Penelitian ini menggunakan teori Queer yang dikemukakan oleh Judith Butler dan konsep Aktualisasi Diri yang dikemukakan oleh Abraham Maslow. Untuk melihat tindakan performatif yang dilakukan oleh waria yang berupa aktualisasi diri agar bisa diterima dan dianggap oleh masyarakat umum. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Atas analisis metode ini dapat mengetahui bagaimana pengalaman-pengalaman waria dalam menghadapi lingkungan sosial masyarakatnya dengan mengaktualisasikan dirinya di depan masyarakat umum sehingga masyarakat dapat menerima keberadaan waria. Pada penelitian ini telah menunjukkan aktualisasi diri yang dilakukan oleh waria merupakan kegiatan-kegiatan yang membuat mereka merasa menjadi dirinya sendiri, melakukan apa yang mereka sukai seperti mengikuti Ludruk atau karnaval, mengikuti kontes waria, membuka usaha salon dan menjadi make-up artist. Kegiatan-kegiatan tersebut juga mereka tunjukkan melalui media sosial Instagram sebagai media aktualisasi diri, sehingga mereka merasa puas menggunakan Instagram untuk mengaktualisasikan dirinya