Uji Toksisitas Subkronik Oral Ekstrak Etanol Ubi Jalar Ungu (Ipomoea Batatas L.) Kultivar Gunung Kawi Terhadap Kadar BUN (Blood Urea Nitrogen) Dan Kreatinin Rattus Norvegicus Strain Wistar.

Obat herbal adalah produk dari tanaman yang dimanfaatkan dalam bentuk mentahan maupun ekstrak dengan kandungan aktif seperti flavonoid. Ubi jalar ungu diketahui banyak mengandung antosianin salah satu flavonoid yang memiliki fungsi sebagai antikanker, antiinflamasi, dan antioksidan. Antosianin sebagai antioksidan dapat menghambat terbentuknya ROS (reactive oxygen species) yang dapat menyebabkan stres oksidatif sehingga merusak sel-sel dari ginjal. Pada beberapa penelitian, dosis tinggi antosianin dapat menimbulkan efek prooksidan.Ttujuan penelitian ini untuk menguji efek ekstrak etanol ubi jalar (Ipomea batatas L) varietas ungu kultivar gunung kawi terhadap kadar BUN (Blood Urea Nitrogen) dan serum kreatinin pada tikus wistar (Rattus Norvegicus). Sampel pada penelitian ini berjumlah 10 ekor betina dan 10 ekor jantan pada tiap kelompok dosis sesuai dengan Peraturan Kepala BPOM RI No.7 tahun 2014. Tikus di aklimatisasi selama 10 hari kemudian diberi perlakuan berupa pemberian ekstrak dengan dosis kontrol, 10 mg/KgBB, 20 mg/KgBB, dan 40 mg/KgBB selama 90 hari. Pada akhir penelitian darah tikus diambil dengan prosedur cardiac puncture yang selanjutnya dibuat sampel serum dan dianalisis menggunakan spektofotometri. Hasil kadar BUN dan serum kreatinin selanjutnya dianalisis data dengan aplikasi SPSS menggunakan uji one way ANOVA untuk parametrik dan uji Kruskal wallis untuk non-parametrik yang selanjutnya dilanjutkan dengan uji post-hoc Tukey’s untuk parametrik dan Mann Whitney untuk non parametrik. Didapatkan bahwa kadar BUN jantan, kadar BUN betina, kadar serum kreatinin jantan, dan kadar serum keratinin betina secara berturut-turut dengan signifikansi P=0,941, P=0,975, P=0,136, dan P=0,277. Hasil perlakuan pada tiap dosis tidak menunjukkan adanya pengaruh yang signifikan. Namun terdapat hubungan dosis yang signifikan pada dosis 20 mg/KgBB dan 40 mg/KgBB terhadap kontrol dengan signifikansi berturut turut P=0,039 dan P=0,023 yang berarti terdapat perbedaan yang signifikan pada dosis 20 mg/KgBB dan 40 mg/KgBB terhadap kontrol namun masih pada rentang normal. Sehingga dapat disimpulkan bahwa ekstrak etanol ubi jalar ungu tidak menimbulkan efek toksik pada dosis kontrol, 10 mg/KgBB, 20 mg/KgBB, dan 40 mg/KgBB