Pengaruh Pemulsaan Dan Dosis Herbisida Terhadap Pertumbuhan Dan Produksi Pada Tanaman Jagung Ungu (Zea Mays Var. Ceratina Kulesh)

Jagung (Zea mays) ialah satu jenis tanaman serealia yang strategis dan bernilai ekonomi karena kedudukannya sebagai sumber utama karbohidrat dan protein kedua setelah beras. Bahkan di beberapa daerah di Indonesia, jagung dijadikan sebagai bahan pangan utama. Rata-rata laju pertumbuhan produksi jagung selama 2012-2013 mengalami penurunan yaitu 19.387.002 ton. Jagung ungu atau dalam bahasa Spanyol dikenal dengan nama maiz morado adalah salah satu jenis varietas jagung yang masih belum populer khususnya di Indonesia. Jagung ungu memiliki kandungan antosianin yang memiliki banyak manfaat bagi kesehatan manusia. Upaya peningkatan produksi jagung diarahkan untuk mencapai swasembada jagung secara bekelanjutan. Namun demikian masih terdapat sejumlah kendala dan masalah di antaranya belum teradopsinya pengendalian gulma yang baik di kalangan para petani. Gulma dapat dikendalikan dengan beberapa cara yaitu dengan penyiangan dan penggunaan herbisida. Cara lain yang dapat dilakukan dengan penggunaan mulsa organik dan anorganik, penggunaan mulsa organik seperti jerami padi dapat menekan pertumbuhan pertumbuhan gulma dan dapat juga menjadi sumber unsur hara. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh pemberian mulsa jerami padi dan herbisida terhadap pengendalian gulma pada tanaman jagung ungu dan menentukan pemberian mulsa jerami padi dan herbisida yang tepat pada tanaman jagung ungu. Hipotesis dari penelitian ini adalah pengendalian gulma dengan menggunakan herbisida dan mulsa jerami padi dapat meningkatkan pertumbuhan dan hasil tanaman jagung ungu. Penelitian akan dilaksanakan di Lahan Percobaan Universitas Brawijaya, Jatimulyo, Malang, Jawa Timur, pada bulan Desember- Maret 2019. Alat yang digunakan dalam penelitian ini yaitu, cangkul, sabit, meteran, alat tugal, tali raffia, plastik, timbangan analitik, kamera, jangka, oven, Leaf area Meter (LAM). Bahan yang digunakan yaitu benih jagung ungu, pupuk urea, pupuk SP36, pupuk KCL, furadan 3G, Mulsa jerami padi dan herbisida paraquat. Lokasi penelitian berada di ketinggian ±500 mdpl dengan suhu minimum 20°C dan suhu maksimum 28°C, serta curah hujan rata-rata 2.710 mm/tahun. Metode penelitian yang digunakan ialah Rancangan Acak Kelompok (RAK) yang terdiri dari 2 faktor, dengan mulsa jerami padi sebagai faktor pertama. P0 tanpa mulsa jerami padi, P1 ketebalan 3 cm, P2 ketebalan 6 cm, P3 ketebalan 9 cm. Herbisida yang digunakan adalah dengan dosis, H0 tanpa herbisida, dan H1 2,5 ml herbisida/1 liter air. Pengamatan menggunakan metode destruktif. Parameter pengamatan pertumbuhan tanaman meliputi,tinggi tanaman, jumlah daun , luas daun, bobot kering total tanaman, indeks luas daun, dan hasil panen. Parameter pengamatan gulma meliputi kerapatan mutlak suatu jenis (KM), Kerapatan nisbi suatu spesies (KN), Dominasi mutlak suatu spesies (DM), Luas basal, Dominasi nisbi suatu spesies (DN), Frekuensi mutlak suatu spesies (FM), Frekuensi nisbi suatu spesies (FN), Nilai penting suatu spesies (IV), Laju rasio dominasi (SDR). Analisis data iiiv menggunakan analisis ragam (uji F) dengan taraf 5%. Apabila dalam analisis ragam berbeda nyata, maka akan dilakukan uji BNT). Hasil Perlakuan P3H1 (Mulsa Jerami padi ketebalan 9 cm + Herbisida) berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman jagung. Perlakuan P3H1 mampu menurunkan bobot kering total gulma dari 4 g menjadi 0.93 g, meningkatkan tinggi tanaman dari 147,33 cm menjadi 152,16 cm, jumlah daun dari 9,66 helai menjadi 9,75 helai, luas daun dari 1915 cm2 menjadi 1977,66 cm2, dan meningkatkan hasil panen dari 1,24 kg m-2 menjadi 1,75 kg m-2 dibandingkan dengan perlakuan P0H0 (Tanpa mulsa dan tanpa herbisida) dan perlakuan lainnya