Sidik Lintas Beberapa Karakter Komponen Hasil Terhadap Hasil Bunga Matahari (Helianthus Annuus L.)

Bunga matahari (Helianthus annus L.) ialah tanaman yang berpotensi untuk dikembangkan di Indonesia. Tanaman ini biasanya digunakan sebagai tanaman hias atau tanaman pagar. Selain itu, bunga matahari juga dapat digunakan sebagai minyak goreng, margarin, bahan baku kosmetik, obat-obatan dan pakan ternak. Di Indonesia, kebutuhan minyak matahari masih belum dapat diimbangi dengan produksi biji bunga matahari. Impor biji bunga matahari dari tahun 2015 ke 2016 meningkat dari 11.755.730 kg menjadi 15.274.046 kg. Meningkatnya impor setiap tahun dan rendahnya produksi biji bunga matahari di Indonesia menunjukkan bahwa peningkatan produksi bunga matahari perlu dilakukan untuk menekan impor biji bunga matahari. Salah satu upaya untuk meningkatkan produksi biji bunga matahari adalah dengan penanaman varietas unggul. Varietas unggul bunga matahari di Indonesia masih rendah sehingga diperlukan kegiatan pemuliaan tanaman. Salah satu kegiatan pemuliaan tanaman untuk pelepasan varietas adalah dengan melakukan seleksi, yaitu dengan mengamati karakter-karakter tanaman yang dapat mempengaruhi hasil sehingga didapatkan tanaman terbaik. Karakter-karakter yang dapat mempengaruhi hasil tersebut dapat diketahui dengan melakukan sidik lintas. Sidik lintas dapat memberikan gambaran mengenai komponen hasil yang dapat mempengaruhi hasil bunga matahari sehingga penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui hubungan antara komponen hasil dan hasil pada beberapa aksesi bunga matahari. Penelitian dilaksanakan di Jatimulyo, Malang pada bulan November 2018 sampai dengan bulan Agustus 2019. Alat yang digunakan dalam penelitian adalah rotary tractor, cawan petri, pelubang mulsa, cetok, tugalan, gunting, penggaris, kamera, lensa makro, timbangan analitik dan jangka sorong. Bahan yang digunakan dalam penelitian adalah 20 aksesi bunga matahari, plastik semai, tanah, pupuk kandang, herbisida, papan identitas, mulsa hitam perak, paranet 60%, pupuk anorganik (NPK), Furadan, fungisida, pita, ajir, amplop dan plastik klip. Penelitian dilakukan dengan dua ulangan dan 20 genotipe, yaitu HA 1, HA 5, HA 6, HA 7, HA 8, HA 9, HA 10, HA 11, HA 12, HA 18, HA 22, HA 24, HA 25, HA 30, HA 42, HA 43, HA 44, HA 45, HA 47 dan HA 50. Variabel pengamatan pada penelitian ini terdiri dari lebar daun (cm), jumlah daun, tinggi tanaman (cm), durasi pengisian biji (hari), diameter kepala bunga (cm), jumlah biji bernas, persentase biji bernas (%), persentase biji hampa (%), bobot 100 biji (gram), panjang biji (mm), lebar biji (mm), tebal biji (mm), bobot total (gram) dan kandungan minyak (gram). Data pengamatan dianalisa secara statistik dengan menggunakan sidik lintas dan disajikan dalam bentuk diagram lintas. Analisa sidik lintas dilakukan dengan menggunakan aplikasi OPSTAT dan diagram lintas dibuat menggunakan aplikasi IBM SPSS Statistics 24 dan Amos Graphics. Komponen-komponen hasil pada penelitian ini memiliki pengaruh langsung positif dan juga negatif terhadap bobot total biji per tanaman danii kandungan minyak per tanaman. Lebar daun per tanaman, tinggi tanaman, durasi pengisian biji per tanaman, panjang biji per tanaman dan tebal biji per tanaman berpengaruh negatif terhadap bobot total biji per tanaman namun berpengaruh positif terhadap kandungan minyak per tanaman. Jumlah biji bernas per tanaman, persentase biji hampa per tanaman dan lebar biji per tanaman berpengaruh positif terhadap bobot total biji per tanaman namun berpengaruh negatif terhadap kandungan minyak per tanaman. Jumlah daun per tanaman dan persentase biji bernas per tanaman berpengaruh negatif terhadap bobot total biji per tanaman dan kandungan minyak per tanaman. Diameter kepala per tanaman berpengaruh positif terhadap bobot total biji per tanaman dan kandungan minyak dan bobot total biji per tanaman berpengaruh positif terhadap kandungan minyak per tanaman. Komponen-komponen hasil yang dapat dijadikan kriteria seleksi untuk bunga matahari adalah lebar daun per tanaman, tinggi tanaman, diameter kepala per tanaman, jumlah biji bernas per tanaman, persentase biji bernas per tanaman, bobot 100 biji per tanaman, panjang biji per tanaman, lebar biji per tanaman, tebal biji per tanaman dan bobot total biji per tanaman. Komponen hasil lain dapat digunakan sebagai kriteria seleksi dengan mempertimbangkan pengaruh tidak langsung positifnya