Pengaruh Jarak Tanam Dan Dosis Pupuk Kompos Serasah Terhadap Pertumbuhan Dan Hasil Tanaman Selada Wangi (Lactuca Sativa L.)

Selada wangi (Lactuca sativa L.) merupakan selada jenis terbaru yang jarang diketahui tetapi mempunyai banyak manfaat. Adanya jenis selada terbaru seperti selada wangi, dapat berpotensi untuk memaksimalkan produksi tanaman selada. Peningkatan produksi tanaman dapat dilakukan dengan cara melakukan teknik budidaya dengan benar. Banyak faktor lingkungan yang menentukan tumbuhnya tanaman selada termasuk jarak tanam dan dosis kompos. Jarak tanam merupakan hal penting yang mempengaruhi jumlah populasi tanaman dan tingkat kerapatan antar tanaman. Jarak tanam juga mempengaruhi persaingan antar tanaman dalam mendapatkan air, unsur hara dan cahaya matahari sehingga akan mempengaruhi hasil tanaman. Setiap tanaman memiliki jarak tanam berbeda - beda yang dipengaruhi oleh bentuk kanopi dari tanaman tersebut. Begitu juga dengan tanaman selada wangi yang memiliki bentuk kanopi melebar sehingga membutuhkan ruang antar tanaman yang cukup luas. Faktor lain ialah ketersediaan bahan organik di dalam tanah. Pemberian bahan organik memiliki banyak manfaat seperti sebagai perekat antar partikel tanah yang dapat membentuk agregat tanah sehingga akan memperbaiki permeabilitas, peredaran udara tanah dan porositas tanah (La Habi et al., 2014). Bahan organik juga mampu menyediakan unsur hara makro dan mikro yang dibutuhkan tanaman. Salah satu langkah untuk menambah bahan organik di lahan budidaya dengan pemberian kompos pada pengolahan lahan. Penelitian dilaksanakan pada bulan Mei sampai Juli di Jalan Raya Kasin, Ampeldento, Kec. Karang Ploso, Malang, Jawa Timur dengan ketinggian tempat ± 525 mdpl. Suhu berkisar 20°C - 28°C dan kelembaban udara sekitar 50% - 80%. Alat yang digunakan antara lain media pembibitan, plastik bening, cangkul, gembor, penggaris, timbangan digital, kamera digital, oven dan LAM (Leaf Area Meter). Bahan yang digunakan antara lain benih selada wangi dan pupuk kompos serasah. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Kelompok Faktorial (RAKF) dengan mengkombinasikan dua faktor dan diulang tiga kali. Kedua faktor yaitu jarak tanam (20 cm x 20 cm; 25 cm x 25 cm; 30 cm x 30 cm) dan dosis kompos serasah (kontrol, 6 ton ha-1, 12 ton ha-1). Parameter pengamatan pertumbuhan yaitu indeks luas daun dan laju pertumbuhan tanaman (g/m2/minggu), sedangkan parameter komponen hasil yaitu bobot segar per tanaman (gram) dan bobot segar per hektar (ton ha-1). Pengamatan akan dianalisis menggunakan analisis ragam (uji F) dengan taraf 5%. Apabila terdapat beda nyata, maka dilanjutkan dengan uji BNJ dengan taraf 5%. Hasil penelitian menunjukkan perlakuan jarak tanam dan dosis kompos berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman selada wangi. Adanya juga interaksi antara perlakuan jarak tanam dan dosis pupuk kompos terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman selada wangi. Interaksi terjadi pada parameter indeks luas daun 3 mst dan 4 mst, laju pertumbuhan tanaman umur 3-4 mst dan bobot segar per tanaman. Perlakuan J3K2 (jarak tanam 30 cm x 30 cm dengan dosis pupuk kompos 12 ton ha-1) merupakan parameter yang memiliki nilai terbaik terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman selada wangi kecuali pada parameter bobot segar per hektar. Pada parameter pertumbuhan, perlakuan J3K23 memiliki nilai indeks luas daun umur 2 mst, 3 mst dan 4 mst sebesar 0,19; 1,11 dan 2,15. Selanjutnya perlakuan J3K2 memiliki nilai laju pertumbuhan tanaman umur 2-3 mst dan 3-4 mst sebesar 2,33 g.m2.minggu dan 14,65 g.m2.minggu. Pada parameter hasil, perlakuan J3K2 memiliki nilai bobot segar per tanaman sebesar 285,5 gram