Adaptation Of Novel Into Film The Breadwinner

Pada masa sekarang, alih wahana khususnya film adaptasi tidak bisa dianggap remeh. Film tersebut mempunyai dampak menggiurkan dalam kepopuleran sang penulis, perfilman, dan keuntungan untuk studio film. The Breadwinner berkisah tentang seorang remaja yang berumur sebelas tahun bernama Parvana, harus menyamar sebagai laki-laki guna bertahan hidup dan melepaskan ayahnya yang dipenjarakan oleh para tentara Taliban. Peneliti memilih film ini karena lekat dengan isu sensitif, yakni pandangan Taliban dalam menerapkan Islam di kehidupan. Teori Alih Wahana dari Linda Hutcheon diaplikasikan untuk menguak alasan perfilman dalam mengalih-wahanakan novel ke film. Terkait dengan rumusan masalah kedua, Teori Alih Wahana dari Pamusuk Eneste menguak perbedaan dan persamaan dalam novel dan film. Data yang berkaitan dengan alasan perfilman dalam melakukan alih wahana novel ke film, diperoleh dari surat kabar online, wawancara, dan jurnal. Tangkapan layar serta percakapan dalam film digunakan untuk pengkategorian data ke ragam proses alih wahana yakni pengurangan, penambahan dan perubahan. Hasil dari penelitian ini menguak alasan dari Twomey dan Jolie dalam membuat film, yakni bersifat pribadi, dan kemudahan dalam pembuatan film. Ada tiga jenis ragam yang termasuk dalam teori alih wahana yakni modifikasi dalam plot ada tiga, karakter (sembilan), latar tempat (lima). Sedangkan pengurangan dalam karakter ada empat, latar tempat (empat), latar waktu (tiga). Lalu, penambahan ada dalam plot berjumlah dua, karakter (satu), latar tempat (sembilan), latar waktu (satu). Terakhir, persamaan atau tidak adanya proses alih wahana dari novel ke film ditemukan di bagian latar tempat dan latar waktu