Berpijak Di Dua Kaki: Berjuang Dalam Asa Meraih Legalitas Atas Tanah Wilayah Sendi

Manusia dan lingkungan merupakan suatu komponen yang tidak dapat dipisahkan bahkan mempunyai korelasi yang begitu erat. Pentingnya lingkungan bagi mahkluk hidup membuat manusia sebagai masyarakat yang mendiami suatu lingkungan mempunyai cara tersendiri dalam melestarikan atau menjaga lingkungannya. Salah satu contoh bagaimana manusia menjaga lingkungan alamnya melalui kearifan lokal adalah masyarakat Sendi. Sebuah wilayah desa kecil yang terletak di Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur. Kearifan lokal tersebut yang mereka miliki tidak hanya berfungsi sebagai ciri khas masyarakat itu sendiri melainkan suatu tindakan dalam mempertahankan diri di wilayah tersebut. Adanya perilaku atau gerakan sosial masyarakat Sendi dalam pertahan dan merebut hak mereka membuat terbentuknya sebuah organisasi Forum Perjuangan Rakyat (FPR) Sendi, dimana para anggotanya juga berasal dari masyarakat eks Desa Sendi itu sendiri. Melalui metode penelitian kualitatif dengan pemaparan data secara deskriptif, peneliti melihat bagaimana dinamika masyarakat Sendi dan hutan yang sudah terjalin sejak lama. Melalui keberadaan huta tersebut masyarakat Sendi mencoba hidup berdampingan dengan alam dan tuhan. Berdasarkan pada hubungan tersebut terciptalah tatanan sosial yang berbasis masyarakat Sendi yang berfungsi sebagai penjaga alam dan masyarakat Sendi sendiri. Dinamika di dalam hutan kian meningkat seiring dengan adanya tuan lain atas hutan, yakni negara yang diwakilkan oleh Perhutani. Upaya masyarakat dalam meraih legalitaspun menjadi bahan menarik, dimana masyarakat terdorong oleh agenda-agenda LSM untuk membentuk gerakan FPR. FPR dan masyarakat Sendi berupaya meraih legalitas atas tanah wilayah Sendi melalui gerakan-gerakan sosial yang masif dan terstruktur. Namun upaya itu sampai saat ini masih belum membuahkan hasil yang baik bagi masyarakat Sendi