Pendekatan Six Sigma Sebagai Upaya Peningkatan Kualitas Produksi Pada Pengecoran Impeller

PT. Ebara Indonesia merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang manufaktur pompa industri. Dalam proses produksinya, perushaan mendapatkan sejumlah komponen yang reject setelah proses pengecoran seperti komponen impeller yang mengalami defect sehingga mengakibatkan perusahaan harus melakukan pengerjaan ulang. Selain itu perusahaan juga belum pernah melakukan pengukuran kualitas pada komponen impeller. Oleh Karena itu dilakukan upaya peningkatan kualitas komponen impeller menggunakan six sigma dengan siklus Define, Measure, Analyze dan Improve (DMAI). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penyebab terjadinya defect pada komponen impeller dan melakukan perhitungan Defect Per Million Opportunity (DPMO), level sigma, dan kapabilitas proses untuk mengetahui kondisi kualitas pada proses produksi. Penelitian diawali dengan tahap define dimana dilakukan pembuatan diagram pareto untuk mengetahui dan menentukan jenis cacat yang paling berpengaruh untuk dibahas lebih lanjut dalam penelitian yang menghasilkan bahwa defect yang paling sering ditemukan pada komponen impeller yaitu defect keropos dengan jumlah 3 unit, sand inclusion sebanyak 3 unit dan removed part sebanyak 1 unit. Defect tersebut akan dicari tahu penyebabnya dengan menggunakan analisa scatter diagram yang dibuat berdasarkan pengukuran tingkat proses dan kemudian akan diberikan rekomendasi perbaikan terhadap permasalahan yang ada. Berdasarkan tahap measure yang melakukan pengukuran tingkat proses dengan mengukur beberapa variabel pada proses pengecoran yaitu suhu pasir, tekanan mesin pemadat, kelembaban cetakan, lama pembakaran, kecepatan penuangan dan jarak ladel dengan cetakan, menunjukan bahwa komponen yang mengalami defect yaitu unit 4, 6, 7, 23, dan 29. Kemudian dilakukan perhitungan nilai DPMO dimana didapatkan nilai sebesar 156250, nilai level sigma sebesar 2,509 dan kapabilitas proses sebesar 0,836. Dari hasil perhitungan kapabilitas proses menunjukan belum cukup mampu untuk menuju proyek six sigma. Pada tahap analyze ditemukan bahwa variabel yang mempengaruhi kualitas produk adalah tingkat kelembaban cetakan yang berpengaruh terhadap defect keropos dan juga kecepatan penuangan yang berpengaruh terhadap defect sand inclusion dan removed part. Pada tahap improve diberikan rekomendasi perbaikan untuk masing-masing permasalahan. Untuk permasalahan kecepatan penuangan cairan diberikan rekomendasi berupa penggunaan ladel bergigi untuk menggantikan ladel gayung agar dapat memudahkan operator penuangan dalam menjaga kestabilan penuangan. Selain itu juga diberikan acuan ketinggian cairan logam berupa garis timbul pada mulut ladel dengan cara pengelasan untuk menjaga kecepatan penuangan. Untuk permasalahan kelembaban cetakan diberikan rekomendasi perbaikan berupa penggunaan work sheet. Work sheet yang digunakan berisikan informasi proses yang telah dilakukan pada cetakan dan juga kondisi kelembaban cetakan berdasarkan warna permukaan cetakan yang dicocokan dengan indikator tingkat kelembaban, sehingga operator pembakaran dapat menyesuaikan waktu pembakaran dengan kondisi kelembaban cetakan