Distribusi Tsm, Klorofil-A Dan Produktivitas Primer Di Perairan Pesisir Kabupaten Blitar, Jawa Timur Menggunakan Citra Landsat 8 Oli

Daerah Pesisir merupakan pertemuan antara daratan dengan laut yang masih mengalami pengaruh alami maupun aktivitas manusia. Pemanfaatan sumber daya di wilayah pesisir secara intensif mengakibatkan terlampauinya daya dukung dan keberlanjutan ekosistem dikarenakan adanya potensi pencemaran. Pendugaan kondisi ekologi perairan dapat dilakukan dengan mengamati beberapa parameter, diantaranya parameter fisika seperti suhu, kecerahan, dan Total Suspended Matter (TSM), parameter kimia pH, nitrat, fosfat dan parameter biologi seperti produktivitas primer dari klorofil-a fitoplankton. Penginderaan jauh merupakan upaya untuk mendapatkan informasi secara tepat dan dalam cakupan wliayah yang luas. Teknologi pengindraan jauh sudah banyak dimanfaatkan untuk pendugaan kualitas perairan dalam bidang perikanan dan kelautan. Diperlukan adanya usaha pemantauan sebaran dari beberapa parameter yang mempengaruhi kesuburuan perairan melalui data in situ serta data inderaja. Tujuan dari penelitian ini untuk mendapatkan konsentrasi sebaran TSM, klorofil-a dan produktivitas primer melalui lapang (in situ) dan data citra, menganalisis hasil akurasi data menggunakan citra satelit Landsat 8 OLI dengan hasil data in situ. Penelitian ini dilakukan pada tanggal 18 Mei 2019 di Kecamatan Bakung dan Wonotirto, Kabupaten Blitar dengan pengambilan sampel di sepuluh titik pengamatan. Analisis kualitas air dilakukan pada tanggal 20 Mei 2019, di UPTPBAP Bangil, Pasuruan Jawa Timur. Metode dalam penelitian ini adalah metode observasi dengan pendekatan deskriptif kuantitatif, teknik pengambilan data primer berupa hasil pengamatan lapang dan pengolahan data citra serta data sekunder berupa literatur atau hasil penelitian terdahulu. Hasil penelitian Distribusi TSM, Klorofil-a dan Produktivitas Primer di Perairan Pesisir Kabupaten Blitar, Jawa Timur menggunakan Citra Landsat 8 OLI didapatkan hasil nilai TSM in situ berkisar antara 43 – 58 mg/l dan TSM citra berkisar 50,03 – 61,12 mg/l, nilai klorofil-a in situ berkisar antara 0,97 – 2,61 mg/m3, nilai klorofil-a citra berkisar 0,75 – 0,87 mg/m3, nilai produktivitas primer lapang berkisar antara 80,186 – 197,44 mgcm-3d-1 dan nilai produktivitas primer citra berkisar 56,736 – 65,813 mgcm-3d-1. Dari hasil data in situ dan data citra didapatkan nilai akurasi TSM, klorofil-a dan produktivitas primer yaitu sebesar 70, 60 dan 59%. Uji ini diperlukan sebagai validasi nilai antara data perekaman dengan kondisi ril lapang. Adapun pengukuran kualitas air diperlukan sebagai data pendukung dengan nilai suhu berkisar 26,2 – 26,5 °C, kecerahan berkisar 132 – 202 cm, pH berkisar 7,8 – 8,1, nitrat berkisar 0,012 – 0,02 mg/l, dan fosfat berkisar 0,07 – 0,14 mg/l. Kesimpulan dalam penelitian ini didapatkan sebaran TSM, klorofil-a dan produktivitas primer dengan nilai yang hampir merata, Perbedaan yang cukup tinggi dapat terjadi dikarenakan beda waktu antara pengambilan data lapang dan perekaman citra, serta adanya perubahan kondisi ril di perairan. Secara umum, hasil produktivitas primer memiliki karakteristik yang sama dengan klorofil-a. Terdapat hubungan antara nilai TSM, klorofil-a dengan produktivitas primer. Nilai keakurasian data lapang dan citra yang didapatkan masih dibawah standar