Pengaruh Pemberian Ekstrak Daun Sukun (Artocarpus Altilis) Terhadap Kadar Mda Dan Sod Duodenum Tikus Putih Model Inflammatory Bowel Disease

Salah satu penyakit pencernaan adalah Inflammatory Bowel Disease (IBD). Inflammatory Bowel Disease dapat disebabkan oleh berbagai macam faktor seperti efek negatif Obat Anti Inflamasi Non Steroidal (OAINS) seperti indometasin. Salah satu tanaman yang dimanfaatkan sebagai obat tradisional untuk terapi penyakit adalah tanaman sukun yang merupakan tanaman asli Indonesia di mana daunnya telah digunakan secara tradisional dalam pengobatan berbagai macam penyakit contohnya seperti penyakit pencernaan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui efek terapi ekstrak daun sukun (Artocarpus altilis) terhadap inflammatory bowel disease (IBD) pada tikus putih (Rattus novergicus) berdasarkan kadar Malondialdehyde (MDA) dan Superoxide Dismutase (SOD) pada duodenum. Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap dengan 20 ekor tikus putih (Rattus norvegicus) strain Wistar jantan umur 12 minggu dengan berat badan 150-250 gram dibagi menjadi 5 kelompok, yaitu K1 (kontrol negatif), K2 (kontrol positif yang diinduksi 15mg/kg BB indometasin), K3, K4, dan K5 merupakan kelompok terapi ektrak daun sukun dosis 100 mg/kg BB, 200 mg/kg BB, 400 mg/kg BB tikus putih yang sebelumnya telah diinduksi indometasin 15mg/kgBB. Induksi indometasin dilakukan satu kali pada hari ke 8. Terapi ekstrak daun sukun dengan cara sonde lambung dimulai dari hari ke 9 sekali sehari selama 14 hari. Pengukuran kadar MDA dilakukan dengan metode TBA dan pengukuran kadar SOD dilakukan dengan metode NBT, kemudian dianalisis dengan metode statistik one way ANOVA. Hasil penelitian ini adalah pemberian esktrak daun sukun (Artocarpus altilis) dengan dosis 400 mg/kgBB lebih efektif menurunkan kadar MDA, sedangkan dosis 200mg/kgBB dan 400mg/kgBB efektif untuk meningkatkan kadar SOD pada tikus model Inflammatory Bowel Disease