Pengaruh Terapi Tepung Tapioka Terhadap Kadar Mda Dan Gambaran Histopatologi Duodenum Pada Tikus (Rattus Norvegicus) Model Inflammatory Bowel Disease Hasil Induksi Indometasin

Inflammatory Bowel Disease merupakan penyakit yang berkaitan dengan inflamasi pada saluran pencernaan yang dapat menimbulkan gejala seperti feses berdarah, nyeri perut, takikardia, dan anemia. IBD dapat disebabkan salah satunya dengan adanya stres oksidatif dari induksi NSAIDs seperti indometasin. Adanya kerusakan jaringan dapat dilihat dari peningkatan kadar Malondialdehida (MDA) dan perubahan pada mukosa duodenum. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh terapi tepung tapioka terhadap kadar Malondialdehida (MDA) dan histopatologi duodenum pada tikus (Rattus norvegicus). Penelitian ini dibagi menjadi 5 kelompok, yang terdiri dari kelompok kontrol negatif , kelompok kontrol positif, kelompok P1 (tikus IBD dengan terapi dosis 0,9 mg/kg BB), kelompok P2 (tikus IBD dengan terapi dosis 1,8 mg/kg BB) , dan kelompok P3 (tikus IBD dengan terapi dosis 3,6 mg/kg BB). Pengukuran kadar MDA duodenum diukur dengan menggunakan uji asam tiobarbiturat (TBA) yang diukur secara spektrofotometri. Gambaran histopatologi duodenum diamati secara kualitatif menggunakan mikroskop dengan perbesaran 400x. Analisis data menggunakan One Way Anova (Analysis of Varian) dengan taraf kepercayaan 95% dan dilanjutkan dengan uji BNJ. Hasil penelitian menunjukan bahwa pemberian terapi tepung tapioka dapat menurunkan kadar MDA duodenum dengan signifikan (P>0,01) hingga mencapai rata-rata 261,89 ± 28,41 dengan peningkatan 49,306%. Gambaran histopatologi menunjukan bahwa indometasin dapat memicu inflamasi ditandai dengan erosi vili, adanya edema, dan infiltrasi sel radang. Pemberian tepung tapioka dapat memperbaiki inflamasi di duodenu