Pengaruh Perbedaan Kandungan Makronutrien Formula Bakso Ikan Lele Dumbo (Clarias gariepinus) dengan Tepung Biji Nangka (Autocarpus heterophyllus).

Kondisi keabnormalan profil lemak yang cukup tinggi di Indonesia, secara tidak langsung menggambarkan kondisi dislipidemia. Pemanfaatan ikan yang masih rendah dan potensi biji nangka yang dapat dijadikan tepung berkalori rendah dapat dijadikan alternatif makanan rendah kalori berupa bakso ikan. Terdapat formula bakso ikan dengan tepung biji nangka yang telah dilakukan Salanggon, dkk (2017) yang telah diuji daya terimanya tetapi komposisi formulanya belum sesuai dengan SNI 766:2014 sehingga perlu dibuat formula yang sesuai. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui perbedaan kandungan makronutrien produk bakso ikan lele dumbo yang diformulasikan dengan tepung biji nangka. Penelitian ini termasuk dalam penelitian eksperimental lanjutan dengan rancangan peneltian acak lengkap (RAL). Perlakuan dalam penelitian ini berupa tiga formula bakso ikan yaitu P0 (25.8% ikan lele dan 64.5% tepung tapioka), P1 (25.8% ikan lele dan 64.5% tepung biji nangka), dan P2 (45.2% ikan lele dan 45.2% tepung biji nangka). Variabel yang diukur pada penelitian ini merupakan analisa proksimat berupa kadar protein, lemak, karbohidrat, kadar abu, kadar air dan serat kasar. Data dianalisis menggunakan uji normalitas dan parametrik. Hasil uji ANOVA menyatakan terdapat perbedaan diantara ketiga formula pada semua variabel (p