Perbandingan Sweating Rate dan Anatomi Kelenjar Keringat Pada Sapi Jantan Peranakan Ongole dan Silangannya Dengan Simmental

Seiring bertambahnya jumlah penduduk di negara Indonesia, maka kebutuhan daging sapi untuk dikonsumsi semakin meningkat setiap tahunnya, Selain itu kemampuan penyediaan sapi potong lebih rendah dibanding jumlah permintaannya, akibatnya impor bakalan dan daging terus menunjukkan jumlah yang semakin meningkat, oleh karena itu diperlukan berbagai upaya untuk meningkatkan produktivitas sapi potong yaitu dengan mengembangkan peternakan rakyat yang berbasis sapi potong lokal. Untuk mendapatkan kualitas keturunan sapi potong lokal yang lebih baik maka peternak Indonesia menyilangkan sapi Peranakan Ongole dengan Simmental (Simpo), maka dari itu untuk mengetahui tingkat stress pada sapi tersebut perlu dilakukan penelitian mengenai sweating rate dan pengamatan anatomi kelenjar keringat. Penelitian sweating rate dilakukan di RPH Gadang Kota Malang. Pelaksanaan penelitian mulai tanggal 23 Juni – 18 Desember 2018 dengan metode percobaan pengamatan sweating rate (laju perkeringatan) yang dilakukan pada 8 ekor sapi yaitu 4 ekor sapi PO dan 4 ekor sapi Simpo dengan mengamati perubahan warna pada CCD (Cobalt Chloride Disk) dari warna biru berubah ke warna semula (merah muda), sedangkan pengamatan anatomi kelenjar keringat dilakukan di Laboratorium Biosains Universitas Brawijaya dengan memasukkan sampel kulit pada bagian yang telah dilakukan percobaan Sweating rate. Analisis data dilakukan dengan uji student-t (uji t) tidak berpasangan. Berdasarkan hasil analisa statistik didapatkan bahwa Sweating rate antara sapi PO dan Simpo berbeda nyata (P